Kisah Perjuangan Kakek Penjual Jajanan Anak Kecil

Di tempat tinggal saya ada sebuah keluarga yang hidup sederhana, anggota keluarganya adalah pasangan kakek nenek yang tidak diakui oleh anak-anak dan cucunya, kenapa? Hanya karena kakek tua itu jualan keliling di daerah tempat tinggalnya, mereka malu punya orang tua yang berjualan. Miris sekali bukan?!

ilustrasi via kabarhandayani.com

Seorang yang berdagang terhina, padahal ada koruptor dan pengemis yang menurut saya jauh di bawah pedagang tersebut.

Saya sangat menghormati kakek tua itu, meski umurnya sudah sangat tua dan fisiknya sudah tak kuat lagi namun dia tak mau menjadi beban bagi anak dan cucunya. Dengan segala usaha apa adanya yang dia bisa, kakek ini berjualan jajanan bocah yang kalau anda tahu untungnya sungguh tak seberapa, dan hampir semua yang membeli jajanannya hanya karena kasihan saja.

Suatu ketika saya sedang nongkrong dengan tetangga, dan kakek itu lewat menawarkan dagangannya kepada kami. Namun ada salah satu tetangga saya yang meledeknya hingga membuat sang kakek marah. Dia berkata "mas saya mah mau dagang, kalau gak beli ya gak masalah, cuma jangan ganggu aja deh". Sungguh saya pengin nangis melihat kejadian itu.

Sebagai tambahan informasi, kakek ini mendapat dagangan dari warung yang baik hati memberikan dagangannya untuk dijajakan sang kakek. Misalnya saja, si kakek menjual es yang harganya hanya Rp 1.000, 00 saja, dan satu hari entah berapa yang laku. Dia berkeliling menyusuri jalanan dari pagi hari dan pulang di sore hari, jalan kaki berkilo-kilo meter jauhnya.

Saya tidak pernah tahu berapa keutungan yang dia dapatkan, namun dia tetap berangkat jualan meski hujan ataupun panas. Saya sendiri pernah mengajaknya pulang ketika melihat si kakek sedang jalan kaki untuk pulang, waktu saya tanya-tanya dia gak mau jawab banyak, mungkin malu atau minder.

Dalam hidup ini ada banyak sekali orang yang tidak beruntung nasibnya, namun hanya sebagian kecil yang menerima nasib mereka dan mau berjuang demi hidupnya. Bagaimana dengan kita yang punya nasib lebih baik saat ini? Apakah kita masih mengeluh dan mengeluh dengan keadaan?!
Previous
Next Post »