Selamat Datang 2016, Saatnya Menuliskan Target Tahun ini

Sangat terasa tahun 2015 sudah berlalu, memang sangat sangat terasa, pada tahun 2015 kemarin memang lumayan berat, banyak sekali kejadian tak terduga, masalah yang muncul tanpa penanganan yang tepat, dan seperti yang sudah saya tuliskan sebelumnya, 2015 adalah tahun dimana saya belajar banyak dari kejadian-kejadian yang terjadi. Namun seperti lirik lagunya The Beatles, lifes goes on brah... yah hidup harus terus berlanjut, dan kini 2016 telah tiba, saatnya membuat target di tahun ini.

Target saya di 2015 memang belum tercapai, memang target memiliki mobil mungkin belum tepat, karena saya belum terlalu membutuhkannya, namun saya simpan target itu untuk tahun ini saja. Memiliki mobil, meningkatkan keuntungan dari usaha, mengembangkan usaha, mendaftarkan orang tua untuk berangkat haji, dan menikah. Target yang lumayan banyak dan membutuhkan uang yang tidak sedikit, saya yakin jika memang sudah saatnya pada tahun ini, maka tidak ada halangan yang bisa menyulitkan, namun jika memang belum pantas saya mendapatkan target itu, yah saya tinggal usahakan pada tahun berikutnya.

Masalah tentu ada, rintangan tentu ada, saya harus berjuang menghadapi setiap masalah dan rintangan untuk mendapatkan target saya tersebut, misalnya untuk mendapatkan mobil dengan harga kisaran di atas 100 juta, maka mau tidak mau saya harus menabung 10 juta per bulan mulai dari bulan ini, namun dengan penghasilan saya yang tidak sampai nominal itu, maka saya serahka kepada Allah Swt. Untuk target meningkatkan keuntungan dan mengembangkan usaha, maka saya akan terus berinovasi, menambah barang dagangan, dan meningkatkan pengunjung lapak, dan hal lain yang bisa menunjangnya, namun semua itu tetap bergantung kepada ridha Allah Swt. Untuk memberangkatkan haji kedua orang tua, saya berdo'a semoga Allah Swt memanggil kedua orang tua saya untuk datang ke Arab, yah haji bukan hanya masalah uang, haji adalah panggilan dari Allah Swt, jadi saya berdo'a semoga Allah Swt memantaskan orang tua saya untuk bisa memenuhi rukun islam yang ke 5. Untuk menikah ckckck, saya sebenarnya aneh juga, saya orangnya tidak mau pacaran, belum punya calon, tapi sudah pengin menikah ahahahahaa, tapi it's ok saja, pasti ada jalannya jika memang Allah Swt menghendaki.


Target di atas sengaja saya tuliskan, agar nantinya di akhir tahun 2016, saya bisa melihat target mana yang sudah saya dapat, dan target mana yang belum kesampaian, dan tentu saja ada pengalaman dan pelajaran yang harus saya dapatkan pada tahun ini. Ayo buat catatan targetmu, tulis, simpan, perjuangkan, dan lihat nanti di akhir tahun.

Catatan Akhir Tahun, 2015 adalah Tahun yang Membuatku Belajar Banyak

Saat ini tanggal 25 Desember, di mana para umat Nasrani sedang merayakan Natal, dan saya sedang mencoba merekap dan mengingat data dan pengalaman yang sudah saya alami sepanjang tahun 2015, yah saya sedang menuju pergantian tahun ke 2016, dan ini adalah moment yang akan membuat saya mencoba melihat ke belakang untuk melompat ke depan. Banyak sekali pelajaran yang saya dapatkan di tahun 2015, ada pelajaran dari pengalaman, ada juga pelajaran dari kesalahan yang sering saya perbuat.

Sudah pernah saya tuliskan sebelumnya, di tahun 2015 terjadi kemarau panjang dan gejolak ekonomi yang sangat menyiksa (bagi saya), selama hampir setengah tahun lebih, usaha saya seakan berhenti dan hanya menunggu dan menunggu untuk diperbaiki. Pendapatan saya menurun drastis, hingga 100%, bahkan pada bulan-bulan kemarin saya tak mendapatkan keuntungan dari usaha saya, namun saya tetap berusaha mencari penyebabnya, saya bersabar, dan saat ini saya masih menjalankan usaha saya (walau ada usaha yang gulung akhirnya dikorbankan). Saya meyakini bahwa di setiap kesulitan pasti ada kemudahan, dan keyakinan saya itu benar, ketika hampir setengah tahun saya tanpa penghasilan, kemudian hanya dalam satu bulan saya mendapatkan penghasilan yang menurut saya cukup dan itu adalah rejeki yang terkadang ingin membuat saya menangis, saya hanya bisa berucap syukur Alhamdulillah atas rejeki yang telah Allah Swt berikan.

Musim kemarau yang lumayan panjang membuat banyak orang kesulitan, kekeringan di berbagai daerah membuat para penduduk panik, untuk mandi saja mereka harus membeli air galon, belum lagi tanaman yang mati dan gagal panen karena air sungai tak mengalir. Nilai tukar Rupiah yang melemah terhadap mata uang asing membuat ekonomi di negri ini juga bergejolak, harga barang naik dengan deras tanpa aba-aba, membuat banyak pengusaha gulung tikar dan para pembeli yang mengurungkan niat membeli melihat kebutuhan lain masih lebih penting.

Untuk saya pribadi, tahun 2015 adalah masa perjuangan awal saya untuk beberapa usaha yang saat ini saya jalankan, jujur saya sangat berat mengawalinya tanpa ilmu pengetahuan dan pembimbing yang membantu saya, bahkan saya harus belajar secara autodidak untuk bisa bersaing di dalam usaha baru saya. Kegagalan demi kegagalan membuat saya semakin bangkit, ada sebuah kalimat yang saya ingat, "bangkit, jatuh, bangkit lagi, apapun yang tidak membuatmu mati, itu akan membuatmu semakin kuat", yah awalnya saya pikir itu hanya kalimat biasa, namun setelah beberapa waktu kalimat itu ada di pikiran saya, akhirnya saya paham, itu benar dan saya sedang mengalaminya.

Untuk target di tahun depan, sebenarnya saya ingin meningkatkan pendapatan dari usaha saya, tak lupa saya ingin semakin berkembang lagi, saya ingin membeli iphone terbaru, saya ingin membeli seperangkat PC, saya ingin membeli TV baru, saya ingin membeli mobil, saya ingin memberangkatkan haji kedua orang tua, saya ingin mem-pensiunkan kakak-kakak saya, saya ingin menikah dan lain sebagainya dan semua itu saya yakin ada saatnya, mungkin tahun depan, atau tahun depannya, atau tahun depannya lagi saya tidak tahu tapi saya yakin saya bisa.


Tulislah apa yang kita inginkan di tahun 2016 mendatang, dan lihatlah akhir tahun 2016 nanti, apa yang sudah tercapai dan apa yang masih belum tercapai, gunakan itu sebagai data untuk mengembangkan diri kita. Selama masih bisa, kita wajib terus mencoba, tak ada kata menyerah dan putus asa.

Belajar Tawar-Menawar dengan Beberapa Tipe Pelanggan

Dalam dunia usaha, entah itu perdagangan atau jasa, mau tidak mau kita sebagai pelaku usaha pasti akan bertemu dengan keadaan tawar-menawar, mungkin tidak untuk toko yang sudah dilabeli dengan harga pas atau nett, namun kebanyakan orang Indonesia pasti akan menawar dagangan, walau itu sudah harga pas. Ketika kita berperan menjadi seorang penjual, maka untuk bisa memenangkan kegiatan tawar menawar ini, kita wajib memiliki pengetahuan tentang tipe pelanggan dan bagaimana melayaninya. Oke langsung aja, beberapa pelanggan dan cara mengatasinya ketika menawar barang dagangan.

1. Pelanggan Pendiam, Penurut, butuh dan Cuek
Ini adalah pelanggan yang sangat-sangat dinantikan oleh para penjual, bagaimana tidak, mereka akan memilih barang dengan cepat, lalu menanyakan harganya, tanpa menawar atau banyak tanya, dia akan segera membeli. Tentu jarang sekali kita dapat memiliki pelanggan seperti ini, karena pelanggan jenis ini termasuk pelanggan yang langka. Nah sebagai penjual, ketika melayani pelanggan seperti ini, jangan terlalu banyak bicara atau basa-basi sok kenal, cukup bertanya seperlunya saja, lalu layani mereka dengan baik. Biasanya pelanggan seperti ini ketika mendapat pelayanan yang baik akan datang kembali suatu ketika.

2. Pelanggan Cerewet, Penawar ulung, Sok pintar
Jenis pelanggan ini adalah pelanggan yang akan membuat kita sebagai penjual harus bekerja keras agar tak kalah bicara dengannya, biasanya mereka pandai bicara, tahu tentang kualitas, harga, dan bisa membuat kita kebingungan, mereka sok pintar karena biasanya mereka sudah melihat keadaan barang di internet maupun memeriksanya di tempat lain. Jika kita sebagai penjual terlalu tinggi memberikan harga, maka mereka akan langsung menjatuhkan kita dengan kalimat "mahal banget sih, di tempat haji Salim aja gak setengahnya dari harga di sini". Nah ketika kalimat itu keluar, maka sebagai penjual kita akan merasa sedikit jatuh dan kalah, saat seperti inilah yang harus kita pelajari. Dari awal memberikan harga jual, kita harus bisa membandingkan dengan tempat lain, jangan terlalu mahal ataupun terlalu murah, lalu ketika ada yang menjatuhkan harg, segera cari alasan yang tepat agar bisa diterima, misalnya harga naik, ongkir naik, atau biaya persalinan naik (gak nyambung), apa saja yang penting bisa membuat pelanggan ini berhenti menawar dan mengalah.

3. Pelanggan PHP, Rojali PPD, Detektif, Iseng, Siswa nyasar
Ketika anda mendapati pelanggan seperti ini, berdo'alah agar mereka segera pergi dan tidak membuat anda jengkel, 99% dari mereka tidak akan membeli, dan 1% akan membeli namun barang yang paling murah, dan itupun setelah menghabiskan waktu berjam-jam. Mereka adalah pelanggan PHP (pemberi harapan palsu) yang suka order atau nanya barang, tapi gak beli, lalu para Rojali PPD (rombongan jarang beli, pegang-pegang doank), mereka adalah tipe pelanggan kepo yang ingin melihat-lihat saja, namun gak beli. Untuk para pelanggan detektif, biasanya mereka adalah intel dari toko sebelah yang datang untuk membandingkan harga barang saja, lalu pelanggan iseng biasanya anak kecil yang lagi cari perhatian, minta order barang yang gak ada tapi gak pernah jadi beli. Nah untuk siswa nyasar, mereka itu adalah orang-orang yang ingin belajar tentang dunia usaha, namun menyamar menjadi pelanggan, dan saya katakan nyasar karena mereka salah waktu dan salah tempat kalau mau mencari ilmu tentang dunia usaha.


Itulah beberapa tipe pelanggan dan cara melayaninya, sebagai penjual, mau tidak mau kita wajib pintar, memiliki pengetahuan dan mampu membaca sifat dan sikap pelanggan, itu adalah modal agar anda tidak kalah dalam prosesi tawar menawar dengan masing-masing pelanggan. Selamat berjualan, semoga banyak pelanggan nomor 1 yang datang ke tempat anda!

Jarang Keluar Rumah, Tidak Kerja, Tapi Kaya Raya, Apa Rahasianya?

Suatu ketika saya membaca artikel di internet, ada pengakuan dari salah satu orang ternama di negri ini, dia mengatakan bahwa tetangganya mencurigainya memelihara tuyul, kenapa? Karena pada dasarnya ini orang jarang sekali keluar dari rumah, namun kehidupannya cukup mewah, bisa membangun rumah dan mampu membeli kendaraan yang bagus. Sebenarnya apa yang dia lakukan di dalam rumah sehingga bisa hidup enak seperti itu? Apa memang benar dia memelihara tuyul?

Ternyata salah! Dia tidak memelihara tuyul sama sekali, dia tetap bekerja dan mengais rejeki, namun dari dalam rumah dan tanpa gerak yang terlihat. Loh kok bisa?! Iya, dia adalah seorang internet marketing, itu loh orang yang gaweannya mencari uang dari dunia maya. Salah satu contoh yang paling terkenal adalah para publisher Google Adsense, dari dalam rumahnya mereka membuat blog atau video, lalu memasarkannya di internet, tak lupa setelah mendaftar di GA, mereka memasang iklan di blog mereka, dan uang akan mengalir dengan sendirinya sesuai hasil kerja dan rejeki yang mereka dapatkan. Apa cuma dari GA aja? Tentu tidak! Masih banyak sekali pekerjaan yang bisa dikerjakan dari dalam rumah, dan tentunya penghasilan mereka yang sudah profesional bisa melebihi gaji para pegawai kantoran maupun para pengusaha.

Kelihatannya enak juga yah punya pekerjaan seperti itu, hidupnya enak di dalam rumah tanpa kepanasan, lalu uang mengalir ke kantong mereka. Mungkin seperti itu kata orang awam yang hanya memandang kesuksesan mereka, namun mereka tidak tahu betapa kerasnya mereka berusaha, berapa lama mereka hanya bekerja tanpa mendapatkan penghasilan, seberapa banyak keraguan yang muncul ketika hasil tak kunjung datang, dan seberapa tuli telinga mereka untuk mendengarkan cemoohan orang lain. Semua kesuksesan mereka dapatkan berkat kerja keras, iya kalau sekarang mereka terlihat nyaman dan mendapatkan uang dengan mudah, namun jika kita melihat perjuangan di awal mereka, maka sepertinya pandangan kita akan berbeda.

Mencari uang di dunia maya itu gampang-gampang susah, misalnya bisnis online yang sedang marak, tentu banyak yang ikut-ikutan, beberapa sukses, beberapa bertahan, dan kebanyakan sudah berhenti dan kembali ke dunia nyata. Semua itu tergantung rejeki kita dan seberapa keras kita berjuang. Banyak loh anak muda yang sudah kaya raya dari bisnis online-nya, mereka tak terlihat di dunia nyata, (yah orang kerjanya di kamar di depan komputer), namun di kala masih sekolah saja mereka bisa mendapatkan pundi-pundi uang yang jumlahnya melebih gaji orang tua dan guru mereka sendiri. Semua itu rejeki masing-masing orang, kita boleh takjub, jadikan itu sebagai motivasi, bukannya kita menuduh mereka mencari uang dengan memelihara tuyul atau menuduh mereka tukang judi, kita belum tahu dan jangan memfitnah orang lain yang sebenarnya kita tidak tahu.


Bukalah mata kita, banyak sekali peluang untuk mendapatkan uang di dunia ini, bukan di sana yang jauh, namun peluang itu ada di sekitar kita, dekat bahkan sangat dekat, namun kita buta dan malas mencari informasi untuk mendapatkannya. Kalau pekerjaan dan usaha anda di dunia nyata tak kunjung sukses, barangkali rejeki anda di dunia maya, cobalah! Lalu anda menjadi penghuni rumah, kaya raya, dan tetangga anda yang nantinya akan berfikir bahwa anda yang memelihara tuyul xixixi...

Gaji Teman Saya Hanya 700-ribu, tapi Dia Bisa beli Motor dan Kuliah

Beberapa waktu yang lalu saya bertemu dengan teman seangkatan dulu waktu kuliah, dulu kami tidak terlalu dekat, jadi tidak banyak hal yang saya tahu dari dirinya. Kemarin kami saling berbincang-bincang tentang masa kuliah dulu, dan dia bercerita tentang perjuangannya saat itu, kerja dengan gaji 700ribu, harus membayar kridit motor sekitar 400ribu tiap bulan, dan kuliah yang dia biayai sendiri. Apa yang membuat teman saya yang satu ini bisa tetap kuliah dengan biaya sendiri dan memiliki sepeda motor, padahal gaji dari pekerjaannya di rumah sakit hanya sebesar Rp 700.000, 00, mari kita lihat pengakuan teman saya ini.

Selepas lulus kuliah, teman saya mendaftar kerja di salah satu rumah sakit di kotanya, namun tanpa sepengetahuan orang tuanya, yah orang tua teman saya berharap anaknya meneruskan kuliah di universitas negri yang ada di sana, namun teman saya tidak mau, dia hanya mau kuliah jika dia bisa membiayainya sendiri. Sekitar satu bula berlalu dari waktu pendaftaraan di RS itu, datang surat penerimaan kerja ke rumahnya yang saat itu diterima oleh ayahnya, teman saya yang kala itu baru pulang kaget melihat ayahnya sedang memegang surat dengan wajah serius. Ayahnya marah karena anaknya tidak mendaftar kuliah, namun malah mendaftar kerja di RS, saat itu ayahnya marah-marah, namun setelah teman saya memberikan penjelasan kepada orang tuanya bahwa dia mau kuliah dengan duitnya sendiri, orang tuanya menangis dan memeluk anaknya itu. Ayah dan ibunya memaafkan perbuatannya yang menantang keinginan orang tua, mereka mengijinkan anaknya kerja namun mereka tetap berharap anaknya kuliah.

Setelah bekerja di RS selama beberapa bulan, akhirnya teman saya mendaftar di salah satu kampus ternama di kota kami, bersama saya satu jurusan yang akhirnya kami saling kenal walau tak terlalu akrab. Dia bercerita bahwa dulu ketika bekerja di RS, gajinya hanya 700 ribu, dan tentu saja itu tidak cukup untuk membiayai hidupnya, belum lagi bayaran semesteran, dan dia ingin memiliki sepeda motor sendiri, namun dia tetap tidak mau merepotkan orang tuanya. Dari situ, dia mau berusaha, menjual apapun asal dia mendapatkan uang tambahan yang halal, mulai dari menjajakan snack ke teman-teman kantornya, jualan baju, jualan makanan, jualan sendal, dan lain sebagainya dia lakukan hanya untuk mendapatkan uang tambahan. Jadi saat itu dia bekerja dari pagi hingga sore jam 2 siang, lalu dia pulang mengambil dagangannya dan menjajakan ke teman-teman kantornya, setelah selesai berjualan, jam 5 dia berangkat ke kampus untuk kuliah (dia ambil kelas malam). Seperti itulah kegiatannya setiap hari, walau terkadang malu dan lelah, dia terus bersemangat untuk masa depannya. Pada semester ke 2, dia mengambil sepeda motor dengan pembelian secara kridit sebesar 400 ribu, dia meneruskan jualannya bahkan sampai penghasilannya melebihi gaji bulannannya di RS itu. Dari penghasilah di RS dan hasil jualannya, dia mampu membiayai kuliahnya secara mandiri, dia juga berhasil melunasi sepeda motornya dengan biaya sendiri, lalu setelah lulus kuliah dia akhirnya naik jabatan dan gajinya bertambah, namun kegiatan jual belinya tetap dia jalankan hingga saat ini.

Ketika wisuda, ayah dan ibunya datang, mereka menangis melihat anak bandelnya berhasil lulus kuliah dengan biayanya sendiri, dan mereka sangat bahagia melihat anaknya sukses dalam dunia pendidikan.

 
sumber gambar : Kaskus

Melihat perjuangan teman saya ini, saya jadi teringat dengan sebuah berita di internet yang mengatakan bahwa anak-anak di Jepang kuliah dengan biayanya sendiri, mereka kebanyakan bekerja part time untuk membiayai kuliahnya, bahkan mereka tidak meminta uang kepada orang tuanya untuk biaya kuliahnya, ini yang seharusnya kita contoh, bukannya kartun dan iykwim-nya yang kita suka. Untuk anda yang kini kuliah dengan biaya orang tua, menghambur-hamburkan uang mereka, dan gak lulus-lulus karena malas, malu woi.

Resign dari Tempat Kerja, Buka Usaha, Lalu Bangkrut! Kenapa?

Tadi pagi ibu saya bercerita, bahwa ada saudaranya yang dulu bekerja di salah satu perusahaan besar di negri ini dengan posisi yang sudah bagus, lalu dia keluar dari tempat kerjanya dan memilih untu membuka usaha sendiri. Awalnya dia membuka usaha produksi pakaian, namun pabriknya terbakar lalu bangkrut, kemudian dia membuka usaha yang lain namun tak berkembang dan kemudian bangkrut juga, kini dia menjadi seorang petani yang menggarap lahan mertuanya.

Dari cerita ibu saya, bisa saya simpulkan maksudnya tersebut, beliau tak ingin anak kesayangannya ini mengalami hal yang buruk seperti itu, ibu saya ingin melihat anak-anaknya sukses. Dia takut kalau-kalau kakak saya yang bekerja di luar kota mengikuti saya untuk terjun dalam dunia usaha, karena sudah banyak contoh nyata yang cukup negatif dari dunia usaha. Saya pribadi maklum dengan pemikiran ibu saya, tentunya orang tua ingin yang terbaik untuk anak-anaknya, orang tua tak tega melihat anak-anaknya menjadi miskin dan mengalami berbagai macam kegagalan dalam hidupnya.

Ok kembali ke topik, apa yang menyebabkan seorang pegawai yang mapan, memiliki modal yang cukup, dan memulai usahanya, lalu hancur berantakan seperti kisah di atas? Sebenarnya banyak sekali faktor yang menyebabkan hal itu terjadi, namun beberapa kasus yang saya perhatikan sebenarnya akar permasalahannya sama saja dan itu juga yang kebanyakan menjadi penyebab tidak suksesnya seseorang dalam dunia usaha. Beberapa alasan yang menurut saya menjadi penyebab gagalnya sesorang dalam dunia usaha diantaranya adalah :

Berganti Pakaian
Ketika seorang karyawan di sebuah kantor berniat meninggalkan pekerjaannya lalu mencoba membuka usaha dengan dia sebagai bos-nya, maka mau tidak mau dia harus berganti pakaian. Pakaian seorang karyawan adalah pakaian yang rapi dan disiplin, dimana ketika karyawan bekerja maka dia akan mendapatkan gajinya, berbeda dengan para pengusaha, ketika mereka bekerja maka usahanya yang akan berkembang, bukan penghasilannya yang akan bertambah. Kebanyakan pemula memikirkan hasilnya, karena mereka sudah terbiasa bekerja dan mendapatkan gaji, kalau pakaian kita masih seperti ini maka wajar jika kita tidak bisa berkembang dalam dunia usaha.

Tergesa-gesa
Secara teori, segala macam ilmu dan informasi dalam dunia usaha bisa kita pelajari, namun apakah kita mampu mempraktekkannya? Tidak semua bisa! Karena kebanyakan murid wirausaha terlalu pintar untuk mempelajari, namun terlalu bodoh untuk mempraktekkannya. Semua tahu cara berdagang adalah dengan membeli barang ke agen dengan harga murah, lalu menjualnya dengan harga yang lebih tinggi untuk mendapat keuntungan, namun apa kita tahu seluk beluk dari hal itu? Banyak sekali ilmu yang menunjang dan mendukung penjualan, namun sedikit yang sudah mempraktekkannya.

Terlalu Fokus Sukses
Baru memulai usaha, sudah pasang target tinggi, kalau ada masalah maka yang ada putus asa dan akhirnya gagal. Ingat bos, Usaha bukan perkara satu dua tahun sukses, banyak kisah pengusaha yang membutuhkan waktu berpuluh-puluh tahun hingga baru menikmati hasil jeri payahnya itu. Sukses si boleh jadi cita-cita, namun apa mampu bertahan dari segala cobaan untuk menuju kesuksesan itu? Jalan pengusaha susah bos!

Instant
TK-SD-SMP-SMA/SMK-Kuliah-Lulus, kita tahu untuk menjadi seorang sarjana harus melewati bertahun-tahun dalam dunia pendidikan, dan tidak ada yang instant. Ok mungkin jika kita membeli ijazah palsu maka itu adalah hal yang isntan, namun ada efek samping yang siap membunuh para penikmat hal instant. Usaha juga seperti itu, ada tahap-tahap untuk berkembang, ada kalanya kita hanya belajar, mengeluarkan uang, dan pengalamanlah yang kita dapatkan tanpa hasil (uang). Namun dari pengalam itu, ada hal yang sangat berharga, dari belum berhasilnya sebuah usaha, maka ada ilmu yang kita pelajari, ada kesalahan yang bisa kita minimalkan dalam perjuangan berikutnya.

 
sumber gambar : segiempat.com
 

Hanya beberapa penyebab yang saya tuliskan, mungkin lain kali akan saya tuliskan penyebab yang lain. Semoga dengan tulisan ini, ada sebuah pelajaran yang bisa dipahami, mungkin saya menulisnya dengan maksud yang membingungkan, namun untuk para pengusaha, mereka pasti paham maksud saya.

Dengan Budidaya Ikan Air Tawar, Penjaga Sekolah ini Berpenghasilan Lebih Tinggi dari Para Guru

Dulu saya pernah mengikuti program dari Desa, saat itu saya diajarkan untuk melakukan budidaya ikan air tawar, kalau tidak salah saat itu saya diajarkan membudidayakan ikan gurami dan ikan lele, karena 2 jenis ikan ini adalah jenis ikan yang paling banyak diminati dan paling menguntungkan. Hampir 1 bulan saya belajar cara pemijahan ikan, mencari bibit ikan yang baik, menetaskan telur ikan, memelihara benih ikan, membesarkan ikan dengan cepat dan lain sebagainya. Satu minggu sebelum acara pendidikan ini berakhir, saya bersama anggota lainnya diajak oleh guru kami untuk mengunjungi salah satu pengusaha ikan yang terkenal di kota sebelah.

Hari minggu pagi kami berangkat menggunakan mobil, perjalanan yang ditempuh cukup jauh karena ternyata posisi rumah orang tersebut jauh dari kota, yah sangat jauh malah kalau menurut saya. Sampai di tempat pengusaha itu, kami langsung disuguhi pemandangan yang sangat kontras, bagaimana tidak, di sekitar sana ternyata adalah pemukiman dengan lahan yang tandus, air sangat susah didapatkan, dan cuacanya sangat panas, kami semua heran dengan keadaan seperti itu, namun pengusaha ini bisa sukses dengan usaha ikan air tawarnya. Lamunan dan keheranan kami berhenti ketika sang pengusaha datang menemui kami semua, dia mengajak kami ke tempat kolam-kolam ikan miliknya diletakkan, di belakang rumah, di samping rumah, semuanya kolam ikan, kalau dihitung sepertinya ada sekitar 20-30 kolam ikan yang semuanya menggunakan terpal untuk dasar kolamnya. Ikan yang ada di sana kebanyakan adalah ikan lele, mulai dari yang baru menetas, ukuran jari, remaja, siap panen, dan ada bibir yang ukurannya sebesar paha orang dewasa, semua ukuran tersedia di sana. Ada juga 2 kolam yang khusus untuk ikan gurami, di sana terlihat ikan gurami yang lumayan banyak jumlahnya, siap untuk di panen. Kami sangat takjub melihat ikan yang pengusaha ini pelihara, terkesan rapi dan bersih, walaupun airnya sangat susah didapatkan, namun ikan di sana terlihat sangat sehat.

Setelah selesai berkeliling, akhirnya kami diajak masuk ke rumah pengusaha itu untuk menikmati makan siang, menunya adalah lele goreng dengan lalapan dan sambal, sungguh saya merasakan masakan yang sangat enak, entah karena lapar atau karena ikan itu memang sangat lezat. Sambil menikmati makan siang, kemudian pengusaha itu bercerita ringan tentang perjuangannya dalam membudidayakan ikan lele dan ikan gurami yang ada di sekitar rumahnya. Dia adalah seorang penjaga sekolah dasar di daerahnya, gaji dari pekerjaannya itu tak seberapa, namun dia tak lantas berhenti dan mencari pekerjaan lainnya, selagi dia bekerja di SD, dia juga mencoba untuk membudidayakan ikan karena saat itu dia sangat tertarik dengan budidaya ikan air tawar. Awalnya setiap orang yang mendengar atau melihat usahanya itu akan menertawakan dan mencibirnya, dengan keadaan lingkungan yang gersang tentu saja sangat sulit bahkan mustahil untuk membudidayakan ikan air tawar. Namun pengusaha itu tidak patah arang, dia mencari informasi dan berbagai ilmu agar bisa melanjutkan usahanya itu, hingga akhirnya bertemulah dia dengan salah satu pakar ikan air tawar, dari situ dia mendapatkan pelajaran agar memakai kolam terpal untuk membudidayakan ikan.

Satu kolam terpal, dengan air secukupnya, lalu perawatan yang intensif membuat usahanya berhasil, ikan lele yang dia besarkan akhirnya siap panen, keuntungan yang lumayan besar membuatnya ingin terus maju. Dia terus mencari ilmu tentang ikan air tawar, sambil terus bekerja di SD dan memperbanyak kolam ikan di halamannya. Beberapa tahun kemudian, dia telah memiliki berbagai jenis ikan lele dengan ukuran yang berbeda, dia juga sudah mulai memelihara ikan jenis lain, dia sudah mendapatkan pemasok untuk ikannya, dia mampu menyediakan kebutuhan ikan air tawar di daerahnya, dan belum lama dia mendapatkan penghargaan dari daerahnya sebagai pengusaha sukses. Kini pria itu tetap setia bekerja di SD, sambil terus mengembangkan usaha budidaya ikan air tawarnya.

Setelah dia bercerita, dia mengucapkan kata-kata yang membuat saya mengingatnya hingga sekarang, "pekerjaan saya di SD hanya digaji beberapa ratus ribu saja, saya membuka usaha ikan air tawar ini dengan niat untuk mendapatkan penghasilan, namun bukan penghasilan tambahan, saya berdo'a agar dengan usaha ini saya bisa mendapatkan penghasilan pokok, jadi saya memperjuangkan pekerjaan dan usaha saya, berat memang, namun semua itu sudah saya nikmati hasilnya saat ini. Mungkin hasil dari usaha ikan ini sudah cukup bagi saya, namun saya tidak ingin meninggalkan pekerjaan saya di SD, saya ingin terus bekerja di sana dan terus menjadi pengusaha ikan. Jujur penghasilan saya saat ini dari usaha ini sudah sangat cukup, bahkan saya mendapatkan penghasilan yang lebih besar dibandingkan gaji saya di SD, bahkan gaji guru SD. Saya berpesan kepada kalian semua, jika saat ini bekerja dan ingin membuka usaha, jangan niatkan usaha itu sebagai penghasilan tambahan, nanti hasilnya tidak maksimal, niatkan sebagai penghasilan pokok agar maksimal" Yah sebuah pesan singkat yang hingga saat ini saya ingat, ketika usaha kita mulai, berdo'alah agar penghasilannya menjadi penghasilan pokok, bukan penghasilan tambahan.


Itu adalah pengalaman berharga saya ketika mengunjungi tempat pengusaha ikan air tawar di daerah yang kekurangan air, sang pengusaha yang sudah cukup sukses itu ternyata masih memperjuangkan pekerjaannya sebagai seorang penjaga Sekolah, sungguh orang yang hebat menurut saya pribadi.

Tips Bisnis Online, Pengiriman Barang yang Aman

Bisnis online saat ini adalah salah satu bisnis paling populer dan menjadi pilihan semua orang di Indonesia, kemudahan dan kemurahan dalam memulai bisnis online sangat diminati oleh semua orang, rugi deh buat yang belum ikutan bisnis online. Di sini saya tidak akan membahas apa itu bisnis online, namun saya akan memberikan tips aman dalam pengiriman barang, yah ini saya ambil dari pengalaman saya dan beberapa kasus yang saya alami juga.

Dalam setiap bisnis online, mau tak mau kita harus mengetahui cara pengiriman barang, entah itu dengan sistem COD (cash of delivery) ataupun pengiriman menggunakan jasa pengiriman. Kalau menggunakan sistem COD memang lumayan gampang, kita hanya tinggal menentukan tempat untuk bertemu dengan pembeli, setelah bertemu dan mengecek barang lalu terjadilah transaksi, yah itu adalah sistem bisnis yang menggunakan media online hanya untuk promosi. Namun ketika bisnis online kita untuk seluruh Indonesia, maka mau tidak mau jasa pengiriman adalah salah satu pilihan untuk menyokong bisnis kita.

Ada beberapa syarat yang harus dimiliki seorang pengusaha online, diantaranya adalah rekening bank, ini wajib karena ini adalah sarana untuk menerima transfer dana dari pembeli. Lalu paling tidak kita puya ponsel pintar, atau kalau bisa tentu harus memiliki komputer, gunanya untuk memeriksa ongkos kirim, mengecek pengiriman, dan lain sebagainya. Alamat lengkap kita jangan sampai lupa, itu adalah aset seorang bisa dipercaya dalam bisnis online. Jadilah penjual yang jujur.

Pengalaman pengiriman barang pesanan ke luar kota yang pernah saya lakukan adalah sebagai berikut :

Pelanggan berminat membel barang dagangan, lalu saya menginformasikan harganya, setelah deal maka saya akan memintanya untuk memberikan informasi nama, alamat, dan no telp dari pembeli. Saya juga akan meminta pembeli memilih jasa pengiriman yang dia mau, ketika dia menentukan pilihan jasa pengiriman, maka saya akan segera memeriksa ongkos kirim ke alamat bersangkutan. Jika pembeli menyetujuinya, maka saya akan memberikan no rek saya agar dia mentransfer uang guna membayar harga barang yang dibeli dan ongkos kirim yang sudah disepakati. Apakah dia percaya begitu saja? Tentu saya akan meyakinkan pembeli dengan menyampaikan alamat lengkap saya, kalau perlu saya akan mengirmkan foto KTP dan identitas saya agar dia bisa memeriksanya kembali, kepercayaan adalah modal utama dalam bisnis online.

Baran sudah saya kemas dengan rapi (biasanya menggunakan kardus, kantong plastik, dan kertas kado), alamat sudah saya cantumkan, dan setelah pembeli mengirmkan uang pembayaran maka segera saya akan mengirimkan barang pesanan ke jasa pengiriman. Kemudian saya akan mengirimkan foto resi pengiriman kepada pembeli, tak lupa saya akan memberikan informasi berapa lama barang tersebut akan sampai ke alamat pembeli.

  • Dalam suatu kasus, saya pernah menjual barang dan ongkos kirim sudah disetujui, namun ketika dikirim ternyata barang tersebut dihitung lebih, karena volume yang berbeda, akhirnya ongkir bertambah, saya yang sudah menyetujui ongkir dari awal maka saya tidak meminta tambahan ongkir, karena itu kesalahan saya sendiri. Namun pernah juga ongkir yang sudah disetujui ternyata lebih, maka saya akan mengabari pembeli dan mentransfer kelebihan uang tersebut. Dengan hal kecil seperti itu, Alhamdulillah saya malah memiliki pelanggan tetap yang terus percaya dan membeli di tempat saya.

Sebagai informasi tambahan, kini ada beberapa toko online yang menyediakan pengiriman, jadi mereka sebagai pihak ketiga untuk transaksi, pembeli akan mengirimkan uang kepada pihak ketiga, setelah barang pesanan dikirim dan sampai tujuan, barulah pihak ketiga mengirimkan uang kepada penjual, yah saya pikir ini salah satu cara transaksi yang lebih aman.

Untuk para penjual yang berkecimpung dalam bisnis online, sebaiknya berjualanlah dengan kejujuran, dapatkanlah keuntungan yang halal, begitu pula dengan pembeli, jadilah pembeli yang sabar. Transaksi online memang lumayan susah, karena tidak langsung bertatap muka, namun ini juga salah satu transaksi yang paling mudah saat ini. Sudahkan anda bertransaksi online? Ayo mulai!

Kisah Seorang Murid yang Sangat Yakin dengan Gurunya

Malam itu terasa dingin, angin yang berhembus cukup membuat saya menggigil, rasanya ngantuk dan lapar, namun saat itu tidak ada makanan. Saya duduk di sebelah kakek tua yang terlihat biasa saja dengan keadaan malam itu. Dia melihat saya dan seakan tahu apa yang sedang saya rasakan, namun beliau tidak bisa berbuat banyak saat itu, dan beliau hanya menceritakan saya sebuah kisah yang saya sendiri tak tahu tentang kebenarannya, namun mendengar cerita itu saja, saya sudah mendapatkan maksudnya. Sambil menatap kosong ke langit beliau segera bercerita.

Suatu ketika di sebuah perkampungan yang sepi ada seorang guru yang memiliki ilmu yang tinggi, di sana dia mengajarkan ilmu kepada para warga sekitar, hampir setiap malam jum'at diadakan prosesi belajar mengajar. Guru tersebut sudah cukup tua, namun ingatannya sangat tajam, beliau mampu mengingat pelajaran yang dia ajarkan secara detail. Warga desa yang sangat haus dengan ilmu selalu mengikuti setiap pelajaran yang diberikan oleh guru itu. Nah dari sekian banyaknya murid di sana, ada salah satu pria yang sangat bersemangat menuntut ilmu kepada guru itu, setiap kali gurunya mengajar, dia selalu datang sebelum yang lain, dia selalu fokus saat gurunya memberikan pelajaran, dan dia baru mau pulang ketika gurunya pulang.

Usust punya usut, pria yang paling rajin itu adalah warga desa sebelah yang letaknya cukup jauh dari tempat belajarnya itu. Suatu malam setelah selesai belajar, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya, ketika sang guru beranjak dari tempat mengajar, murid yang rajin itu tak segera meninggalkan tempat itu, dan hal itu membuat sang guru heran, lalu beliau bertanya kepada murid itu,

"kamu tidak pulang? bukankah sudah selesai belajarnya, lagian ini juga sudah malam", tanya sang guru.

"bukan begitu guru, rumah saya jauh dari sini, harus melewati sungai tanpa jembatan, dan ketika hujan turun dengan derasnya seperti ini, maka saya tidak bisa menyebrangi sungai itu sama sekali guru.", jawab sang murid.

"owalah kasihan sekali kamu, ya udah ini saya berikan sebuah do'a, kamu baca di pinggir sungai lalu kamu melangkahkan kaki kamu di atas sungai itu, yakinlah maka kamu tak akan tenggelam dan kamu bisa berjalan di atas air", jawab sang guru sambil memberikan sebuah do'a.

"terimakasih guru, saya akan segera mempraktekkannya", semangat sang murid.

Beberapa saat kemudian murid itu segera meninggalkan tempat belajar dan melangkah pulang, dan guru yang sudah kelelahan segera beristirahat di rumahnya. Proses belajar mengajar berikutnya hampir sama dan tak ada hal yang berbeda, sang guru bahkan lupa pernah memberikan do'a kepada muridnya, sehingga dia lupa menanyakan kepada muridnya itu.

Beberapa saat kemduian sang murid menghadap gurunya, dia berkata bahwa sedang membuat acara di rumahnya, dan mengundang gurunya karena dia ingin rumahnya didatangi oleh seorang guru yang sangat diyakininya itu, (untuk orang desa, jika rumahnya didatangi oleh seorang kyai atau guru, itu adalah sesuatu yang sangat menggembirakan, karena mereka percaya bahwa mereka seakan mendapatkan rejeki saat orang pintar itu datang, bukan dukun tapi loh). Saat itu gurunya mengiyakan permintaan muridnya yang paling rajin itu, beberapa saat kemudian mereka segera melangkah ke rumah murid itu, yah melewati hutan dan jaraknya lumayan jauh, hingga sampailah mereka di pinggir sungai. Kemudian sang guru berhenti dan bertanya kepada muridnya itu, menanyakan dimana jembatan, bagaimana caranya menyebrangi sungai yang deras itu. Mendengar gurunya bertanya seperti itu, kemudian sang murid berkata sambil tersenyum, dia berfikir bahwa gurunya sedang bercanda, lalu dia berkata kepada gurunya itu,

"ini guru, do'a yang guru berikan kepada saya dulu, do'a itu yang selalu membantu saya menyebrangi sungai deras ini, saya berjalan di atas air setelah membaca do'a itu guru." jelas sang murid.

"...." sang guru terduduk lemas di pinggir sungai itu, pandangannya kosong dan air matanya menetes, sambil terisak dia memandang kepada muridnya tersebut. Sang murid yang heran kemudian bertanya kepada gurunya, "ada apa guru, kenapa engkau duduk dan menangis, apa guru sakit?"

"..." sang guru terus saja menangis sambil memandangi muridnya itu, lalu dia bangkit dan memeluk muridnya itu, dengan suara serak disertai tangisan yang semakin menjadi, guru itu berkata kepada muridnya,

"do'a yang aku berikan dulu, adalah do'a yang diajarkan oleh guruku, namun belum sekalipun aku mempraktekkannya, aku tak percaya bahwa do'a itu benar-benar berguna untuk berjalan di atas air, aku mengajarkan do'a itu kepadamu, namun aku  belum pernah mencobanya, sedang kau sangat percaya kepadaku dan langsung mempraktekkannya, aku sangat malu kepadamu" kata sang guru.

" saya kira guru sudah lama bisa berjalan di atas air, maka setelah guru memberikan saya do'a itu, saya sangat yakin kepada guru dan dengan do'a dan keyakinan saya, saya berdo'a kepada Allah Swt dan atas izin-Nya saya langsung bisa berjalan di atas air, do'a itu juga segera saya ajarkan kepada anak istri saya" jawab sang murid.

Mendengar jawaban sang murid, guru itu malah tambah menangis, dia malu dan merasa bangga dengan muridnya itu, dia malu karena mengajarkan ilmu yang dia sendiri tidak pernah mencobanya, dan dia bangga karena muridnya sangat percaya kepadanya, dan sejak saat itu malah sang murid yang mengajari gurunya untuk berjalan di atas air.

Sebuah kisah klasik yang saya sendiri tak tahu kebenarannya, namun dari kisah itu, saya mengambil sebuah pelajaran, yah pelajaran tentang sebuah keyakinan. Andaikan saja guru itu adalah seorang pengusaha, muridnya adalah pengusaha muda, dan ilmu berjalannya itu adalah ilmu tentang dunia usaha, maka kini sang murid sudah lebih kaya dan lebih pintar dari gurunya. Jadi apa yang penting dalam hidup ini? Keyakinan! Seberapa yakin anda dengan hidup ini, seberapa yakin anda dengan kemampuan anda sendiri? seberapa yakin anda percaya kepada Allah? Jawabannya ada di dalam diri anda sendiri.

 
sumber gambar : ramalanmimpi.com

Jadilah seorang yang memiliki keyakinan "bodoh" seperti murid tadi, jangan menjadi orang "pintar" seperti sang guru, hiduplah dengan haus ilmu, jalani harimu dengan belajar dan belajar setiap harinya, yakinlah bahwa kita pantas untuk sukses!

Inilah Kita yang Terkadang Buta dengan Peluang Usaha

Kemarin sore teman saya datang ke toko, dia sengaja datang untuk curhat dengan kehidupannya yang seakan sulit dan menyiksa saat ini. Namanya adalah Sugi, seorang pemuda lulusan SMK yang telah kembali ke kampung setelah lama merantau sebagai buruh di salah satu PT di Karawang. Sudah hampir satu tahun dia menganggur, hidupnya hanya diisi dengan kegiatan yang membosankan, di rumah males-malesan, main ke tempat teman-temannya, dan terkadang naik motor keliling kota namun tak mempunyai tujuan pasti, yah semua seperti hambar dan buntu untuk kehidupannya.

Dia bercerita kepada saya tentang keluh kesahnya, selama masa pengangguran itu, dia merasa tertekan oleh orang tuanya yang menyuruhnya untuk mendaftar di perusahaan besar BUMN ataupun instansi pemerintahan, yah orang tuanya ingin anaknya itu menjadi orang besar bergaji tinggi dan memiliki jabatan yang bisa dibanggakan. Namun Sugi berkata, sebenarnya dia memiliki keinginan yang kuat untuk berwirausaha, dia ingin membuat usaha yang akan menjadi sumber penghasilannya kelak. Namun hampir sama dengan orang lain, masalah utama yang dia katakan adalah modal, dia merasa tidak memiliki modal untuk membuka usaha, lalu dia tidak punya keahlian untuk berwirausaha, jangankan memikirkan usaha, selama hidupnya dia bahkan belum pernah benar-benar melakukan transaksi jual beli dengan serius, jadi dia merasa buta dengan dunia perdagangan, ditambah dengan relasi para pedagang dan pengusaha yang dia tak merasa memilikinya.

Mendengar curhatannya itu, saya terdiam dengan muka yang agak serius, kemudian saya tersenyum tanpa menjawab satu kata pun. Sugi yang melihat respon saya, akhirnya diam dan mungkin kecewa karena dia tidak ditanggapi. Beberapa saat kemudian datang reseller saya, dia adalah seorang pegawai di rumah sakit, dia bekerja di rumah sakit sebagai perawat, dan kemudian ketika tak ada jadwal kerja, dia akan berdagang. Dia datang ke toko saya untuk mencari barang yang dia butuhkan, membeli dengan harga reseller dan menjual kepada para pelanggan yang tak lain adalah teman-temannya sendiri. Setelah mendapatkan barang yang dicari, dia pergi untuk menjual barang dagangannya itu.

Setelah reseller saya pergi, akhirnya saya menjawab curhatan Sugi, saat itu saya meminta dia diam dan mendengar saya bercerita
"kamu lihat reseller tadi? Dia adalah seorang pegawai di rumah sakit. Saat tak ada jadwal kerja di kantor, dia akan mencari barang apa saja yang bisa diperjual belikan. Dia akan datang ke toko saya dan memebeli barang saya dengan harga grosir, lalu dia akan menjualnya kembali dan mendapatkan keuntungan. Ketika kamu tadi berkata bahwa kamu tidak punya modal untuk memulai usaha, maka kamu buta dengan nikmat Tuhan yang ada padamu, modal utama seorang pengusaha adalah niat yang kuat, ketika uang adalah modal utama yang kamu pikirkan, maka kamu tidak akan pernah memiliki modal selamanya. Lalu tentang keahlian usaha, reseller saya tidak memiliki kemampuan menjual, dia menjual barang dengan menanyakan ini itu kepada saya, dia akan menanyakan tentang keadaan produknya, harganya, dan cara untuk tawar menawar dengan palanggan. Dulu dia tidak bisa apa-apa, namun setelah memulai dengan nekad, kini dia adalah seorang penjual yang lihai, keahlian bisa dipelajari sembari memulai bos! Untuk relasi yang kamu bicarakan tadi, apa kamu tidka melihat bahwa aku adalah seorang penjual, aku adalah pedagang, dan aku bergerak dalam dunia usaha, aku adalah temanmu dan aku adalah seorang relasi, apa yang membuatmu buta dengan ini semua?"
Mendengar ucapan saya yang panjang lebar, dia hanya terdiam dan memainkan HPnya lagi, padahal saya tahu dia hanya mencari pelarian karena jawaban saya seakan menyudutkannya.
Ada pepatah yang mengatakan, terkadang semut di sebrang laut terlihat jelas, namun gajah di pelupuk mata tak terlihat, itu adalah sebuah pepatah yang menampar kita semua, orang yang ingin menjadi pengusaha namun tidak juga menemukan modal, keahlian, dan relasi, padahal semua itu ada dan banyak di sekitar kita. Masalah dari orang-orang seperti itu adalah karena mereka ingin sesuatu yang instant, mereka terlalu menganggap remeh orang di sekitar da menginginkan hal yang besar dengan cepat, ingat bos semua ada tahapannya.
 
sumber gambar : pensilstudio.devianart.com

Peluang usaha apa yang cocok untuk kita? Banyak! Kenapa kita tidak kunjung menemukannya? Barangkali kita buta dengan peluang usaha yang ada di depan mata kita. Bukalah mata dan lihatlah, peluang usaha itu menanti kita untuk diolah.

Belajar Hal Sederhana dari Orang Desa, Percayalah ini Bermanfaat!

Jika anda sekarang tinggal di perkotaan, dan anda memiliki rumah sendiri, atau paling tidak memiliki kontrakkan yang memadai, maka gunakanlah peluang tempat tinggal anda itu untuk mendapatkan hal yang bermanfaat, dan bukan tidak mungkin itu adalah sebuah kegiatan bermanfaat yang akan menjadi sumber penghasilan tambahan untuk anda.

Jika anda pernah ke desa, entah untuk mengunjungi saudara, orang tua, atau mungkin pacar anda, maka coba anda perhatikan di sekeliling tempat tinggal mereka, biasanya ada ternak atau tanaman yang sengaja di taruh di samping rumah. Nah itu adalah hobi orang desa, mereka senang memelihara hewan ternak ataupun membudidayakan tanaman bermanfaat di dekat rumah mereka. Memang mereka biasanya tidak teratur, bahkan terkadang membuat tampilan tempat tinggal mereka terkesan jorok dan tidak enak dipandang mata, namun jika anda tahu penghasilan tambahan dari kegiatan positif mereka, maka anda akan menginginkannya juga.

Sebagai contoh saja, di desa biasanya ada rumah yang di depannya terdapat pot-pot tanaman yang berisi pohon cabai, tomat, bahkan ada juga yang menaruh pohon jeruk ataupun pohon mangga, yah biasanya pohon yang tumbuhnya tidak terlalu tinggi, namun masih banyak juga orang desa yang greget, di depan rumahnya terdapat pohon rambutan yang menjulang tinggi. Di samping kanan rumahnya terdapat kandang ayam atau kandang bebek, mereka memelihara ternak dalam jumlah yang wajar, berkisar 5-20 ekor saja, hal itu merupakan hobi orang desa, dan terkadang itu merupakan salah satu kewajiban yang tidak wajib untuk orang desa. Sedang di samping kiri rumahnya ada kolam ikan yang berisi ikan-ikan besar hasil peliharaan mereka selama beberapa bulan, dan biasanya mereka memberi makan ikan itu dengan daun-daunan atau sisa makanan mereka, bahkan terkadang di atas kolam ditaruh kandang ayam sehingga kotoran ayam adalah makanannya, simpel. Di belakang rumahnya ada tanaman ubi, ada tanaman sayur, dan lain sebagainya. Jadi rumah mereka seperti sebuah gubug di tengah ladang, yah itu adalah tempat tinggal orang desa, walau tidak rapi namun sangat bermanfaat.

Mereka merawat ternak dan tanaman itu dengan baik, mereka tidak memikirkan biaya dan keuntungan yang didapatkan, dan setelah beberapa bulan maka tanaman yang dipelihara akan berbuah, ikan dan aya akan berkembang biak dan dewasa, setelah menjualnya maka mereka mendapatkan tambahan uang yang lumayan besar, dengan hal sederhana seperti itu saja mereka bisa mendapatkan lebih dari 1 juta setiap bulan, dan mereka tidak harus pusing memikirkan perawatan maksimal, mereka mengurusnya dengan santai dan itu adalah hobi namun bisa menghasilkan uang bagi mereka. Sebenarnya di kota masih ada juga rumah seperti itu, namun sangat jarang dan kebanyakan rumah mereka ditanami pagar berduri yang terkesan menutup rejeki, mungkin.


Bagi anda yang ingin uang tambahan, cobalah meniru orang desa, maksimalkan rumah anda, cari sela-sela halaman untuk menempatkan tanaman yang bermanfaat, tidak usah menanam bunga yang indah, lebih baik tanaman yang membuahkan, peliharalah ayam dan bebek namun sebaiknya dikandangin biar gak kabur, hiduplah dengan memanfaatkan apa yang bisa dimanfaatkan. Beberapa bulan berikutnya, lihatlah rumah anda, terlihat hijau dan damai seperti di desa dengan suara ayam yang berkokok, tanaman hijau, ikan yang tumbuh besar, dan persiapkan diri untuk menjual dan menerima uang tambahan dari hobi anda itu.

Sesungguhnya Tuhan Tidak Memandang Kita Sebagai Pegawai atau Pengusaha

Ketika kita disuruh memilih untuk menjadi pegawai atau pengusaha, tentu ada sebuah kebingungan yang akan kita dapatkan, jika kita memilih menjadi pengusaha maka pertanyaannya adalah usaha apa yang cocok dengan kita? Modalnya darimana? Bagaimana jika gagal? Seperti yang sudah pernah saya tuliskan dalam blog ini. Lalu ketika kita memilih menjadi seorang pengusaha maka pertanyaannya adalah dimana kita harus bekerja? Berapa gajinya? Bagaimana kesejahteraan di sana? dan lain sebagainya.

Itu hanya pertanyaan-pertanyaan sederhana yang wajar kita temui, namun jujur saja ada pertanyaan yang terkadang membuat kita sombong sebelum waktunya, ketika akan menjadi pengusaha maka kita akan memikirkan rasa malu saat memulai, kegagalan yang belum tentu terjadi, dan gengsi yang kita jaga. Kalaupun memilih jadi pegawai nantinya kita akan jadi kuli, kita tak bisa sukses, waktu kita habis meng-kaya-kan para bos, dan lain sebagainya.

Seperti kisah teman saya, dia adalah sarjana S1, memiliki keinginan kuat untuk menjadi pengusaha, dia sudah mulai menjalankan usahanya itu dan cukup berhasil, namun orang tuanya ingin agar dia sukses menjadi seorang pegawai dengan gaji tinggi dan jabatan tinggi, lalu dia pun bingung. Usahanya dikesampingkan sembari dia mendaftar kerja di perusahaan besar, lalu ketika tidak jua diterima, akhirnya dia memulai lagi usahanya, dan mencari kerja lagi, begitu jalan hidupnya berputar-putar seperti itu, usahanya tidak ditekuni dan pekerjaannya juga tidak kunjung dia dapatkan. Dia sering membanggakan tittle-nya yang sarjana, dia berambisi untuk sukses, dia menganggap orang lain yang pendidikannya di bawahnya tidak memberinya manfaat dan kini dia meninggalkan teman-temannya dan memilih untuk bingung sendiri. Sungguh ini adalah iron maiden ironi untuk kita semua.

Saya katakan, sesungguhnya Tuhan tidak menatap kita sebagai pengusaha atau pegawai, karena yang dilihat oleh Tuhan adalah ketakwaan kita kepadanya. Untuk kita yang pengusaha, sebaiknya jangan merendahkan para pegawai dengan kata kuli, mereka juga berusaha mencari rejeki dengan jalannya, mereka juga berhak untuk sukses kok. Bagi yang kini jadi pegawai sukses, jangan kalian menghina para pengusaha yang sedang merintis usahanya, mungkin saja saat ini para pengusaha itu tak memiliki usaha yang bagus, hasil usahanya hanya sepersekian dari gaji bulanan anda, namun tidak menutup kemungkinan tiba-tiba dia sukses dan memiliki hasil lebih besar dan waktu luang lebih banyak dari kalian, ingat bung, roda hidup ini terus berputar.


Saya adalah seorang yang memiliki ambisi untuk menjad seorang pengusaha sukses, namun saya bukan seorang ambisius, dan saya sangat menghormati para pegawai, mereka juga berjuang dalam mencari rejeki, seperti saya juga. So, tak ada bedanya antara pengusaha dan pedagang yang terlalu mencolok, yang ada hanya perbedaan caranya saja, semua sama, semua berhak sukses, janganlah kita saling menjatuhkan.