Inilah Kita yang Terkadang Buta dengan Peluang Usaha

Kemarin sore teman saya datang ke toko, dia sengaja datang untuk curhat dengan kehidupannya yang seakan sulit dan menyiksa saat ini. Namanya adalah Sugi, seorang pemuda lulusan SMK yang telah kembali ke kampung setelah lama merantau sebagai buruh di salah satu PT di Karawang. Sudah hampir satu tahun dia menganggur, hidupnya hanya diisi dengan kegiatan yang membosankan, di rumah males-malesan, main ke tempat teman-temannya, dan terkadang naik motor keliling kota namun tak mempunyai tujuan pasti, yah semua seperti hambar dan buntu untuk kehidupannya.

Dia bercerita kepada saya tentang keluh kesahnya, selama masa pengangguran itu, dia merasa tertekan oleh orang tuanya yang menyuruhnya untuk mendaftar di perusahaan besar BUMN ataupun instansi pemerintahan, yah orang tuanya ingin anaknya itu menjadi orang besar bergaji tinggi dan memiliki jabatan yang bisa dibanggakan. Namun Sugi berkata, sebenarnya dia memiliki keinginan yang kuat untuk berwirausaha, dia ingin membuat usaha yang akan menjadi sumber penghasilannya kelak. Namun hampir sama dengan orang lain, masalah utama yang dia katakan adalah modal, dia merasa tidak memiliki modal untuk membuka usaha, lalu dia tidak punya keahlian untuk berwirausaha, jangankan memikirkan usaha, selama hidupnya dia bahkan belum pernah benar-benar melakukan transaksi jual beli dengan serius, jadi dia merasa buta dengan dunia perdagangan, ditambah dengan relasi para pedagang dan pengusaha yang dia tak merasa memilikinya.

Mendengar curhatannya itu, saya terdiam dengan muka yang agak serius, kemudian saya tersenyum tanpa menjawab satu kata pun. Sugi yang melihat respon saya, akhirnya diam dan mungkin kecewa karena dia tidak ditanggapi. Beberapa saat kemudian datang reseller saya, dia adalah seorang pegawai di rumah sakit, dia bekerja di rumah sakit sebagai perawat, dan kemudian ketika tak ada jadwal kerja, dia akan berdagang. Dia datang ke toko saya untuk mencari barang yang dia butuhkan, membeli dengan harga reseller dan menjual kepada para pelanggan yang tak lain adalah teman-temannya sendiri. Setelah mendapatkan barang yang dicari, dia pergi untuk menjual barang dagangannya itu.

Setelah reseller saya pergi, akhirnya saya menjawab curhatan Sugi, saat itu saya meminta dia diam dan mendengar saya bercerita
"kamu lihat reseller tadi? Dia adalah seorang pegawai di rumah sakit. Saat tak ada jadwal kerja di kantor, dia akan mencari barang apa saja yang bisa diperjual belikan. Dia akan datang ke toko saya dan memebeli barang saya dengan harga grosir, lalu dia akan menjualnya kembali dan mendapatkan keuntungan. Ketika kamu tadi berkata bahwa kamu tidak punya modal untuk memulai usaha, maka kamu buta dengan nikmat Tuhan yang ada padamu, modal utama seorang pengusaha adalah niat yang kuat, ketika uang adalah modal utama yang kamu pikirkan, maka kamu tidak akan pernah memiliki modal selamanya. Lalu tentang keahlian usaha, reseller saya tidak memiliki kemampuan menjual, dia menjual barang dengan menanyakan ini itu kepada saya, dia akan menanyakan tentang keadaan produknya, harganya, dan cara untuk tawar menawar dengan palanggan. Dulu dia tidak bisa apa-apa, namun setelah memulai dengan nekad, kini dia adalah seorang penjual yang lihai, keahlian bisa dipelajari sembari memulai bos! Untuk relasi yang kamu bicarakan tadi, apa kamu tidka melihat bahwa aku adalah seorang penjual, aku adalah pedagang, dan aku bergerak dalam dunia usaha, aku adalah temanmu dan aku adalah seorang relasi, apa yang membuatmu buta dengan ini semua?"
Mendengar ucapan saya yang panjang lebar, dia hanya terdiam dan memainkan HPnya lagi, padahal saya tahu dia hanya mencari pelarian karena jawaban saya seakan menyudutkannya.
Ada pepatah yang mengatakan, terkadang semut di sebrang laut terlihat jelas, namun gajah di pelupuk mata tak terlihat, itu adalah sebuah pepatah yang menampar kita semua, orang yang ingin menjadi pengusaha namun tidak juga menemukan modal, keahlian, dan relasi, padahal semua itu ada dan banyak di sekitar kita. Masalah dari orang-orang seperti itu adalah karena mereka ingin sesuatu yang instant, mereka terlalu menganggap remeh orang di sekitar da menginginkan hal yang besar dengan cepat, ingat bos semua ada tahapannya.
 
sumber gambar : pensilstudio.devianart.com

Peluang usaha apa yang cocok untuk kita? Banyak! Kenapa kita tidak kunjung menemukannya? Barangkali kita buta dengan peluang usaha yang ada di depan mata kita. Bukalah mata dan lihatlah, peluang usaha itu menanti kita untuk diolah.
Previous
Next Post »