Antara Rokok, KTP, dan Uang Jajan dari Orang Tua

Apakah hubungan konspirasi yang terjadi antara rokok, KTP, dan uang jajan dari orang tua? Ternyata hal sepele seperti ini memiliki hubungan yang erat dengan sebuah kedewasaan, khususnya bagi seorang lelaki. Dan hubungan yang tak tersentuh media ini sebenarnya adalah salah satu jalan yang biasa kita tempuh, sayangnya tidak kita sadari sama sekali.

Dulu waktu saya masih kecil, saya sering mencuri kesempatan untuk mencoba bagaimana nikmatnya asap tembakau, dan ketika ibu saya melihat kelakuan nakal saya itu, dia langsung memarahi saya dan berkata, "kamu ini yah, kecil-kecil udah belajar merokok, kerja aja belum udah pinter ngerokok. Kalau mau ngerokok, nanti kalau udah pinter cari duit sendiri". Dan sejak saat itu otak saya mematenkan prinsip bahwa saya harus mendapatkan uang dengan jerih payah saya sendiri agar tidak dimarahi ketika merokok.

Lalu ketika saya berumur 17 tahun, sepulangnya saya dari kecamatan untuk membuat KTP pertama saya, rasanya bangga saya sudah dewasa saat itu. Saya memamerkan KTP saya kepada saudara dan teman saya, dan salah satu teman saya berkata, "wah udah gede kamu yah, udah punya KTP sendiri sih, udah malu donk minta uang jajan sama orang tuamu". Well itu adalah candaan yang membuat saya cukup kaget, dan dari candaan itu saya akhirnya tumbuh menjadi seorang anak yang malu untuk menengadahkan tangan kepada orang tua untuk sekedar meminta uang jajan.

Dari kedua pengalaman saya itu, saya terus belajar bagaimana agar bisa tumbuh dewasa sebagai seorang lelaki, saya mulai mencoba untuk meminta uang jajan kepada orang tua saya. Dan hasilnya ketika kuliah, saya tak meminta uang untuk sekedar membeli bensin dan jajan di kampus, saya juga menabung untuk membayar biaya semesteran saya, dan kebutuhan lain di kampus. Saat itu saya mau melakukan pekerjaan apapun yang penting halal, untuk mendapatkan uang guna membiayai kehidupan saya, tak seberapa memang sih, paling cuma buat beli bensin dan jajan (ngusdud), namun saya merasa bangga saja karena saya sudah mulai tidak membebani orang tua saya dengan jatah jajan saya.

Memang tak terlalu berharga hal kecil semacam itu, tapi menurut saya kalaupun saat ini belum bisa memberikan apa-apa untuk orang tua, paling tidak kita tidak lagi menyusahkan mereka. Malu lah kalau kita gaya-gayaan merokok yang harganya bisa setara dengan 3kg beras sementara uangnya hasil minta sama emak. Malu lah kalau kita memandang KTP dan kita masih minta uang jatah bensin sama bapak, itu KTP kan buat nandain bahwa kita udah dewasa, kalau masih minta uang jajan sama aja bohong donk.


Yuk buat anak-anak muda yang sedang mencoba jadi anak dewasa, nakal boleh asal tidak melanggar hukum dan merugikan orang lain, lakukan yang kalian suka tapi imbangi dengan sikap dewasa kalian juga. Kalau di umur 17 tahun kalian masih gak ada malu-malunya minta uang jajan sama emak, mending kalian gak usah sok-sokan deh. Belajarlah jadi orang dewasa, seorang pria yang bertanggung jawab dan siap menjadi calon suami yang bertanggung jawab pula.
Previous
Next Post »