Beberapa Tempat Usaha dengan Harga Sewa Murah

Ketika anda ingin membuka sebuah usaha di dunia nyata (bukan usaha online) maka tempat atau lapak adalah hal yang wajib (bagi saya), jika anda ingin mengembangkan usaha tersebut. Mungkin jika di awal usaha anda melakukan sistem penjualan online, maka lama kelamaan anda juga membutuhkan tempat jualan, bagi mereka yang berjualan dari rumah ke rumah atau mungkin keliling komplek, tentu membutuhkan tempat untuk target jangka panjangnya, namun kita sendiri tahu tempat usaha untuk lapak, kios, toko, atau ruko harga sewanya sangatlah mahal, dan tidak semua bisa menyediakan uang untuk menyewa tempat tersebut. Namun jangan berkecil hati, dari pengalaman saya, ada beberapa tempat usaha dengan sewa yang murah, diantaranya adalah :

1. Pinggir Jalan
Mungkin bagi anda yang gengsi, ini bukanlah pilihan yang tepat, namun bagi anda yang memang mau serius dalam dunia usaha, mendapatkan tempat usaha di pinggir jalan bisa anda coba, biasanya ada sewa tempat juga (jatah preman atau RT) namun tidak terlalu mahal, kata-lah sebulan sekitar 300-500rb dan bisa anda bayarkan perbulan. Pinggir jalan adalah tempat usaha yang cocok untuk beberapa usaha seperti makanan, minuman, jajanan, atau mainan, dan tidak menutup kemungkinan untuk baju, aksesoris atau yang lainnya.

2. Halaman Rumah
Jika rumah anda ada di pinggir jalan raya, anda bisa dengan mudah membuka usaha di tempat sendiri, namun jika rumah anda tidak di pinggir jalan, maka sebaiknya anda mencoba bekerjasama dengan seseorang yang halamannya boleh disewa untuk jualan. Jika anda mendapati orang yang baik, biasanya mereka tidak meminta uang sewa, paling ikut bayar listrik dan air, dan tentu menjaga kebersihan halaman rumah mereka, namun jika pemilik rumah meminta bayaran, itupun saya pikir tidak mahal.

3. Join di Toko Orang Lain
Ini adalah cara yang cukup tepat, carilah sebuah toko besar yang ramai pengunjung, dan anda ajukan kerja sama untuk menyewa emperan tokonya, jika boleh maka segera buat tempat semi permanen yang rapi, maka tempat usaha anda tepat dan murah, karena dari pengalaman saya sang pemilik toko paling hanya meminta uang sewa 300-500rb saja. Atau mungkin anda bisa menyewa sedikit lapak di dalam toko, siapa tahu boleh sama pemilik toko, who knows?!

4. Tempat Hiburan
Walaupun agak repot dan ribet, tempat ini bisa anda coba. Carilah tempat yang banyak dituju (entah lokawisata atau taman), dan ambil lapak jualan di situ. Harga sewa mungkin murah, namun biasanya ada uang keamanan (jatah preman).

5. Oper Kontrak
Cari sebuah tempat usaha yang sudah disewa namun tidak digunakan oleh pemiliknya, maka anda bisa mendapatkan tempat usaha dengan harga yang murah (bukan tahunan). Saya sendiri juga melakukan cara ini, sudah pernah saya tulis (cara saya membuka toko dengan modal 2juta).

Itulah beberapa rekomendasi tempat usaha yang murah, walau sebagian adalah tempat yang semi permanen, namun anda bisa mencobanya untuk belajar dalam dunia wirausaha ini, dengan harapan beberapa bulan ke depan anda bisa menyewa tempat permanen yang lebih baik.

Hati-hati dengan Zina gan!

Siapapun anda, apapun usaha anda atau pekerjaan anda, berapapun kekayaan anda sekarang, dan sebesar apapun kenikmatan anda sekarang, saya katakan kepada anda Berhati-hatilah dengan Zina!. Kenapa saya mengatakan hal seperti itu, saya bukan ustad, saya bukan kyai, dan saya bukan orang alim, namun saya adalah orang yang ingin maju dan berkembang, saya tentu ingin menjadi orang yang lebih baik, bisa hidup makmur di dunia tanpa meninggalkan akhirat.

Ini saya tulis teringat dari ceramah ustad Yusuf Mansur yang berjudul 10 Dosa besar. Saat itu saya seperti diam membisu mendengar ceramahnya, kenapa? Karena ada kisah yang diceritakan, dan kisah tersebut adalah kehidupan kita semua sehari-hari dalam kehidupan ini. Jadi ceritanya, ada seorang pemuda yang datang dan mengadukan keadaannya sekarang, selama hampir 7tahun pemuda tersebut menjadi sopir (gak ada yang salah yah?), namun pemuda tersebut ternyata sarjana lulusan UGM (kalau gak salah). Nah kan aneh, sarjana kok jadi sopir terus. Setelah ditanya ini itu, ternyata ada dosa yang membuatnya tetap menjadi sopir hingga saat itu, yaitu dosa Zina! Ceritanya sang pemuda adalah lelaki yang alim, rajin sholat, sedekah, dan ibadah lainnya, namun ada satu dosa yang dia tidak menyadarinya, yaitu dosa Zina. Dia memiliki seorang pacar yang kita tahu lah gimana anak sekarang pada pacaran, ya memang saat dia cerita dia gak pernah melakukan zina tapi ternyata dia mendekati zina, mulai dari pegang-pegang, berduaan, cium sana sini, dan ente tau sendiri lah gan heheheee. Nah dari sebab mendekati zina itulah yang menyebabkan sang pemuda akhirnya tidak bisa menikmati hasil perjuangannya sebagai seorang sarjana, dia malah hanya menjadi sopir.

Terkadang kita tidak menyadari dosa yang telah kita lakukan, kita terlalu sibuk membenarkan perbuatan kita sehingga kita tidak sadar saat kita salah. Bayangkan saja saat ini jika anda seorang pengusaha muda yang belum menikah, pasti saat ini anda kenal dengan yang namanya pacaran kan? Nah dari situ saja coba deh anda terus-terusin pacaran dengan gaya anak muda di jaman sekarang, dan lihat perubahan pada usaha anda. Jika usaha anda merosot tajam ke bawah dan hampir bangkrut, maka itu adalah peringatan dari Allah Swt untuk anda, namun jika usaha anda malah tambah berkembang dan maju berarti anda dibiarkan oleh Allah, dibiarkan terus dalam kesesatan (hati-hati).

Saya sendiri saat ini memilih untuk tidak pacaran, saya memiliki keinginan untuk langsung menikah saja tanpa pacaran, karena saya sudah mengalami bagaimana keadaan usaha saya saat saya pacaran, saya takut bener-bener takut dengan hukuman dari Allah Swt. Saya sudah memperjuangkan usaha saya mulai dari 0, dan sekarang saya sedang menikmati beberapa hasil dari perjuangan tersebut, dan tentunya saya tidak ingin mengalami hal buruk karena dosa yang saya lakukan dengan wanita, yaitu dosa zina. Eman-eman gan sungguh, enaknya gak seberapa (gue si gak tau, belum nikah si) tapi susahnya bakal lama, belum lagi malunya, amit-amit gan mending hindari deh demi kelancaran usaha dan keamanan hidup kita, ada saatnya kok nanti kalau kita sudah nikah.
Ini si cuma coretan saya pribadi berdasarkan ceramah ustad YM dan sedikit pengalaman saya, kalau ada manfaatnya ya silakan dipikirkan namun kalau kira-kira menurut anda yang membaca, ini hanya tulisan hoax tanpa arti ya abaikan saja, saya gak maksa.

Kegagalan Saya dalam Mengembangkan Usaha

Mohon maaf maksud saya sebenarnya "belum berhasil" bukannya Gagal, namun kayaknya kalau judul artikelnya belum berhasilnya saya bla bla bla jadi terkesan kurang wow, jadi saya pilih kata kegagalan saja, jadi semoga anda memahami maksud saya, karena kita sebenarnya tidak gagal saat kita belum berhenti mencoba.

Saya sedikit curhat tentang usaha saya, usaha pertama saya yaitu warung kelontong (baca disini), namun hingga saat ini warung tersebut belum menjadi toko ataupun mini market, sampai sekarang saya belum berhasil mengembangkan usaha saya tersebut. Dulu saya memiliki target dari usaha tersebut, karena saya memulainya dari 0, saya ingin terus berkembang ke tingkat 1 (tempat, dagangan, target keuntungan), dan ke tingkat ke 2 (toko atau minimarket dengan sistem modern), namun hingga saat ini masih mentok di tingkat ke 1 saja, banyak sekali alasan saya yang menyebabkan saya belum bisa mengembangkan usaha tersebut, diantaranya adalah :

1. Tempat
Warung saya memang berada di pinggir jalan, namun jalan di tempat itu adalah jalan yang sepi di perdesaan (bukan jalan utama), jadi pelanggan utama saya adalah tetangga saya sendiri yang hanya berjumlah 100-200 orang saja, jadi untuk berkembang menjadi sebuah mini market, saya rasa harus pindah tempat yang lebih ramai.

2. Modal
Jujur saja untuk mengebangkan warung hingga sampai saat ini saja, sudah banyak sekali modal yang dikeluarkan, dan tentu modal tersebut sangat berpengaruh terhadap kelangsungan warung saya. Modal yang saya dapatkan adalah dari kakak saya sendiri, dan dia juga sekarang sudah tidak terlalu fokus dengan warung, jadi mau tidak mau saya tidak mendapat tambahan modal lagi yang mengakibatkan perkembangan warung yang mentok.

3. Pertempuran hati
Wuihhhh kayak lagunya Netral yah judulnya pertempuran hati. Iya memang saya mengalami pertempuran hati, di satu pihak saya ingin membangun sebuah toko modern (katalah seperti alfamart atau indomart) namun saya menyadari lingkungan saya, hampir 70% tetangga saya adalah saudara saya sendiri, dan hampir semua dari mereka sering berhutang ke warung, dan terkadang macet (lupa lah, kabur lah, gak bayar-bayar lah), nah dari situ bisa dihitung berapa kerugian saya jika terus-terusan begini. Bukannya gak mau nagih, tapi saya jadi orang lebih memilih mengalah daripada ribut hanya karena masalah uang (saya sudah sering mengalami ribut gara-gara pelanggan yang gak mau bayar hutang). Mau tidak mau saya yang mengalah, dengan membiarkan mereka yang gak bayar hutang. Di pikiran saya gini, sama tetangga dan saudar inih, daripada saya nagih dan pasti ribut, mending saya mengalah dan mengikhlaskan saja beberapa rupiah saya, kalau memang rejeki nanti juga ada gantinya. Namun saya tidak menyarankan hal seperti ini kepada kalian, karena ini di luar sistem jual beli, ini pilihan saya sendiri.
Mungkin itu adalah 3 besar alasan usaha pertama saya belum bisa berkembang juga, dan saya juga sudah tidak terlalu bernafsu untuk terus mengembangkannya, karena saya lebih memilih membuka usaha lain yang menurut saya lebih menguntunkan dan tentu saja jauh dari ribut dengan saudara sendiri (malu gan ribut gara-gara duit).

Cara Mendapatkan Modal untuk Buka Usaha

Kalau mau membuka usaha, pasti jawaban awal adalah MODAL!, dan itu adalah jawaban hampir 80% orang, dan selebihnya ada yang menjawab keahlian, relasi, dan lain sebagainya. Jawaban itu sebenarnya adalah alasan yang digunakan untuk menutupi ketidakmampuan kita untuk membuka usaha, saya juga pernah mengalaminya kok. Nah berikut ini saya akan mencoba memberikan beberapa gambaran sumber modal yang mungkin bisa anda dapatkan :
  • Meminjam uang ke Bank! Salahkah melakukan cara ini untuk mendapatkan modal guna memulai usaha? Jawabannya ada pada diri anda sendiri masing-masing. Kalau saya si gak akan merekomendasikan untuk anda.
  • Meminjam kepada saudara! Saya hingga saat ini melakukan cara ini untuk mendapatkan modal, namun tentu saja saya orang yang tau diri, bukan hanya meminjam loh, saya berbagi keuntungan dengan saudara saya kok, jadi kami sama-sama untung.
  • Meminjam modal kepada orang kaya! Mungkin tetangga anda adalah orang kaya, dan anda memiliki pikiran untuk meminjam modal kepadanya guna membuka usaha, pertanyaannya adalah apakah anda sudah memiliki proposal dan perhitungan keuntungan untuk ditunjukkan kepada orang tersebut? Jika belum, maka 80% anda akan mendapatkan penolakan darinya.
  • Memulai dari 0! Ini saya juga pernah melakukannya, awalnya saya jadi kuli, yang penting dapat uang dulu, terus sedikit demi sedikit mengumpulkan modal dan bammmm! Saya mulai usaha saya dari 0 lagi dengan modal seadanya. Jika anda menggunakan cara ini, maka rasa jenuh dan putus asa yang harus anda lawan, karena membutuhkan waktu yang lama dan kesabaran yang tinggi.
  • Bekerja untuk mendapatkan modal usaha! Ini sudah pernah saya tuliskan, tinggal anda cermati saja.
Sebenarnya si masih banyak cara untuk mendapatkan modal, namun saya menuliskan beberapa saja karena itu yang saya alami dari awal memulai usaha. Namun perlu diingat bahwa modal terbesar dalam dunia usaha adalah anda sendiri! Pahami saja kata-kata itu nantinya anda akan menemukan jalan jika memang anda niat untuk membuka usaha.

Kenapa Harus jadi PNS atau Kerja di BUMN?

Ini adalah catatan saya sendiri, uneg-uneg dalam hati saya sendiri dan semoga ada yang memiliki pemikiran seperti saya. Saya menuliskan ini dengan sangat hati-hati karena saya sendiri takut salah ngomong dan nantinya ada pihak yang tidak suka dengan tulisan saya, dan sebelumnya saya minta maaf terlebih dahulu yang sebesar-besarnya.

Dulu pas masih SMP, saya yang polos ketika ditanya ingin kerja di mana nantinya, spontan saja saya menjawab pengin jadi PNS, waktu itu saya pikir dengan kemampuan saya di sekolah (lumayan cerdas hehee), dan masa depan saya yang saya pikir akan mudah, membuat saya akan mulus menuju tujuan saya untuk menjadi PNS. Namun setelah melewati tahap demi tahap pendidikan hingga di bangku perkuliahan, saya mulai banyak berurusan dengan beberapa birokrasi pemerintahan. Mulai dari pengurusan pajak, pembuatan KTP, dan surat-surat lainnya yang mau tidak mau kita harus berurusan dengan para PNS (yang dulu saya cita-citakan), namun sedikit demi sedikit saya mulai kesal dengan mereka para prajurit pemerintahan yang bertugas (seharusnya) melayani masyarakat. Pernah suatu ketika saat membuat Kartu Keluarga, saat itu sudah agak sore dan saya antri sudah lama, menunggu dipanggil gilirannya hingga membuat saya malas dan kesal, iseng saja saya jalan-jalan sambil nengok ke dalam kantor dan sontak saya kaget waktu itu, petugas yang saya tunggu untuk mengurus KK saya ternyata sedang bermain game di komputer, coba anda bayangkan saja, saya nunggu sudah berjam-jam dan petugasnya enak-enakan main game tanpa memperdulikan para masyarakat yang datang untuk mengurus surat-surat guna menjadi warga negara yang patuh dengan peraturan. Sungguh saat itu saya sangat kecewa dengan kinerja mereka, andai saja saya tidak kontrol diri mungkin saya akan memaki-maki petugsa itu atau mungkin bogem mentah sudah saya hadiahkan kepadanya. Pernah juga di kantor pajak, mau mengurusi surat-surat kendaraan yang hilang dicuri, perlu menunggu hampir satu hari lamanya dan ternyata ada uang tambahan, lebih nyebelin lagi sang petugas dengan enaknya ngomong "kalau mau diurus ya bayarnya segitu, kalau gak mau ya diurus di tempat lain sana". Hellloooo lah yah, edan bener itu petugas bikin eneg banget. Pernah juga teman saya curhat, dia kerja di instansi sudah 8 tahun, yang lain pada diangkat jadi PNS, dan dia ditawari juga untuk jadi PNS, tapiiiiiii disuruh bayar Rp 40.000.000, 00 cash! Untungnya teman saya itu orangnya cukup tau mana yang halal mana yang haram, jadi dia jawab aja sama yang nawarin "pak, kalau kira-kira mau mecat saya, udah pecat aja, saya gak akan bayar uang segitu, haram!".
Sumber gambar : dzofar.com
 
Pokoknya kalau saya tuliskan satu per satu pengalaman saya, kayaknya gak selesai-selesai deh ini tulisan. Nah dari situ saya mulai sebel dengan yang namanya birokrasi, kayaknya gak pernah menemui birokrasi yang benar-benar melayani masyarakat dengan ikhlas, membantu masyarakat untuk menjadi warga negara yang baik. Kita tahu sendiri lah gaji para pegawai negri tersebut lumayan tinggi, ditambah tunjangan ini itu, kerjanya gak berat-berat banget (gak kayak kita para pedagang yang harus mikirin stock barang, cara promosi barang, belum kalau ada utang), tapi kenapa mereka bekerja dengan seenaknya dan sepertinya masih ada saja pemasukan tanpa kuitansi yang diurusinya. Sejak pengalaman demi pengalaman buruk yang saya terima, saya tidak lagi ingin menjadi pegawai negri ataupun bekerja di BUMN, entah karena saya kecewa dengan mereka atau memang ini adalah panggilan hati saya untuk menjadi seorang pedagang saja.

Semoga ada satu dua orang PNS yang membaca tulisan ini dan bisa membuat mereka sadar, mereka bekerja di dinas pemerintahan dan mereka harus sadar bahwa tugas mereka melayani masyarakat, mereka sudah digaji dengan bayaran yang tinggi, kerja mereka tidak terlalu berat, jadi jangan kerja seenaknya dong. Mungkin tidak semua PNS seperti itu, mungkin masih banyak para pegawai yang setia melayani masyarakat dengan senyum, ingin memajukan negara kita tercinta ini, semoga orang seperti itu semakin banyak saja di negara kita ini.

Jadi ini adalah alasan saya untuk mengatakan Kenapa harus jadi PNS atau kerja di BUMN? Karena saya merasakan sendiri pengalaman dengan mereka, dan saya sungguh tidak ingin menjadi orang seperti mereka. Masih banyak kok jalan menuju sukses, dan yang saya pilih adalah dengan berwirausaha ini. Kalau yang diidam-idamkan adalah jabatan (biar keren) udah sana daftar aja jadi PNS atau kerja di BUMN, ntar dapat seragam bagus, lumayan buat narsis di sosmed biar dikira keren. Sekolah yang tinggi, dapat nilai bagus dan daftar PNS atau masuk ke BUMN, ah gak semudah itu rupanya! punya orang dalam gak? Siap uang gak? Udah siap ninggalin kepolosannya gak? Bisa karaoke gak? Think again!

Bisa karena Terbiasa, Pengalaman adalah Guru Terbaik

Dulu saat pertama kali saya membuka toko, saya bingung dan bengong, dua kebiasaan saya yang harus saya hilangkan. Bingung karena saya belum tahu caranya membuka toko, bagaimana caranya menata barang dagangan, apa saja yang dibutuhkan untuk menata toko saya, siapa yang akan mengajari saya men-display toko, dan lain sebagainya, nah karena kebingungan itulah akhirnya saya jadi bengong dan tidak bergerak untuk mulai menata toko saya tersebut. Alhasil selama berbulan-bulan toko saya ditata dengan penataan yang sangat sederhana dan saya katakan berantakan, karena banyak sekali barang berserakan dan tempat yang kotor, yang menyebabkan saya mendapat banyak kritikan baik dari pelanggan dan teman-teman saya sendiri.

Setelah beberapa bulan saya berjualan di toko, akhirnya sedikit demi sedikit saya bisa menata barang dagangan dengan benar, apa saja yang dibutuhkan untuk men-display toko saya ketahui, memilih warna cat yang cocok untuk dagangan saya juga saya pahami, dan itu saya dapatkan bukan karena diajari orang lain, namun karena pengalaman saya sendiri, pengalaman kegagalan men-display toko yang saya alami membuat saya belajar banyak bagimana cara men-display toko yang baik dan memakai uang yang sedikit.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa Pengalaman adalah guru yang terbaik, dan saya sangat setuju dengan pepatah itu karena kita praktek dulu baru kita tahu teorinya, berbeda dengan cara belajar di dunia pendidikan yang teori dulu baru praktek. Dengan pengalaman kita, maka akan banyak ilmu langsung dan nyata yang akan kita dapatkan, apa saja yang saya peroleh dari pengalaman saya selama di dunia usaha?
  • Bisa menjelaskan barang dagangan, yang mulanya saya tidak tahu apapun dengan barang dagangan saya.
  • Bisa pecaya diri menghadapi pelanggan, yang mulanya saya adalah seorang pemalu. (Belajar melayani pelanggan)
  • Bisa mengetahui banyak karakter pembeli, yang mulanya saya pikir semua pembeli itu sama dan mereka hanya mau membeli.
  • Bisa memiliki banyak relasi, yang mulanya saya adalah seorang newbie tanpa teman seperjuangan.
  • Bisa memiliki reseller, yang mulanya saya nyari pelanggan aja susah apalagi kepikiran nyari reseller.
  • Bisa menulis artikel ini, yang mulanya saya nulis status di facebook saja masih berantakan dan ngawur.
Semua yang saya jalani dalam hidup ini adalah pengalaman berharga yang membuat saya tumbuh berkembang, pengalaman adalah guru terbaik saya, saat saya jatuh saya tahu bagaimana caranya bangkit dan itu karena saya sudah mengalaminya, saat saya mendapatkan keuntungan besar saya tahu bagaimana harus menggunakan itu dengan bijak karena saya sudah pernah jatuh karena terlena dengan keuntungan sesaat. Semua pengalaman hidup adalah pelajaran berharga yang hanya kita yang bisa mengerti dan merasakan, karena orang lain belum tentu mengalami apa yang kita alami.

Menikmati Tahap demi Tahap Perjuangan

Untuk apa saya menulis artikel ini? Artikel ini saya tulis agar kalian yang membaca tulisan sederhana ini bisa terbuka pikirannya (harapan saya). Untuk apa sekolah? Sekolah adalah proses mencari ilmu agar kita bisa menjadi orang yang maju (bukannya nyari ijazah), nah dalam perjuangan kita di dunia pendidikan, kita memulainya dari 0, masuk playgroup, TK, SD, SMP, SMK, Kuliah semua ada tahapnya masing-masing, dan hampir 90% anak playgroup membayangkan masuk SD, anak TK membayangkan masuk SMP, anak SD sudah kepikiran masuk SMA (pengin pacaran), anak SMP sudah kepikiran mau kuliah di mana (pengin ngekost), dan anak SMA sudah pengin kerja (udah tau duit), tapi berbeda dengan para mahasiswa, mereka biasanya sudah tidak pengin apa-apa, yang benar-benar diinginkannya adalah LULUS hahahaaa. Melalui perjuangan bertahun-tahun dengan melewati berbagai tahap, akhirnya kita bisa mencapai tujuan kita masing-masing, namun terkadang ilmu dalam kehidupan yang kita dapatkan malah tidak kita terapkan sama sekali.

Pengalaman saya pribadi, jika ada yang sama ya jangan senyum-senyum heheee. Dulu ketika masuk kuliah, di awal semester 1, saya mulai mengenal dunia pemrograman (anak TI), namun saya sadar diri karena saya baru memulai, jadi saya ikuti tahap demi tahapnya dan karena saya menyukai dunia pemrograman saat itu, jadi saya mulai sering belajar sendiri secara otodidak hingga sedikit demi sedikit gagal heheheee, namun tidak menjadikan saya orang yang berhenti belajar, setiap kegagalan saya jadikan pemicu untuk mencoba lagi dan lagi hingga akhirnya saya lulus sekarang dan malah tidak ingin lagi mengenal dunia pemrograman hahahaa. Namun saya belajar dari pengalaman saya tersebut, berbeda dengan penerapan di dalam dunia usaha yang sedang saya geluti ini, dari awal saya memulai dunia usaha, saya sudah terfokus dengan hasil besar yang akan saya dapatkan, hingga akhirnya saya mendapati diri saya susah untuk berkembang dan hasil besar yang saya dambakan tidak kunjung saya dapatkan juga. Baru akhirnya setelah saya mulai diambang rasa jenuh, saya menyadarinya saat mengingat masa-masa belajar, ternyata semua ada tahapnya dan ada perjuangannya masing-masing. Boleh saja sih kalau baru mulai usaha kita punya target yang besar, misalnya seperti saya yang memiliki target Ingin punya 100 jenis usaha di umur 40 tahun, jadi mulai sekarang saya harus bekerja keras membangun usaha tersebut, saya harus mengingat target saya agar saya terpacu untuk terus berkembang, dan perjuangan saya adalah sesuatu yang harus saya pertahankan mengingat banyaknya halangan dalam mencapai target tersebut.
Pelajaran dari tulisan sederhana ini adalah, kita terkadang lupa bahwa dalam mencapai suatu tujuan yang kita cita-citakan, ternyata harus melalui berbagai tahap, mulai dari kita memulai, merangkak, belajar ini itu, jatuh, bangkit lagi, berkembang, dan bertahan hingga akhirnya kita berhasil mencapai tujuan kita. Semua itu ada tahapannya, dan terkadang kita lupa untuk memperhitungkannya karena kita terlalu fokus terhadap tujuan kita dan berharap dengan menutup mata kita sudah sampai ke tujuan kita. Ingat kita di dunia nyata, bukan lagi nonton film Doraemon yang bisa pergi kemana-mana hanya dengan menggunakan pintu kemana saja.

Sudah saatnya anda dan saya pribadi yang membaca tulisan ini untuk memulai menyadari bahwa tujuan kita masih panjang, dan perjuangan kita masih terus berlanjut, saat ada pengalaman buruk dalam perjalanan ini, maka ingatlah tujuan besar kita dan ingat juga perjuangan kita dari awal, jangan sia-siakan itu semua. Terus berjuang dan bersabarlah, karena untuk sampai ke tempat tujuan kita (sukses) ada saatnya.

Pengalaman Pertama Menjadi PKL di Pinggir Jalan

Suatu sore di hari sabtu di tahun 2013, saat itu kakak saya dalam perjalanan mudik dari Jakarta dan saya berencana menjemputnya, dari jadwal yang ditentukan sekitar jam 3 pagi dia sudah sampai di terminal. Jam 2 pagi saya berangkat menjemputnya, dingin banget jalanan saat itu, jaket tebal yang saya pakai seperti tidak terlalu berguna karena saking dinginnya. Sampailah saya di terminal, dan kakak saya sudah sampai di sana, lalu segera kami bersiap, bukan untuk pulang namun untuk langsung menuju ke sebuah pasar pagi di tempat saya.

Sedari awal kami memang sudah merencanakan untuk berjualan di pinggir jalan saat kakak saya tiba, jadi dia tidak pulang namun langsung menuju ke TKP. Sehabis sholat subuh, kami mulai mencari tempat untuk berjualan di lokasi tersebut, kami lihat para pedagang sudah mulai menyiapkan lapak jualan mereka, banyak sekali pedagang yang berada di tempat itu. Setelah beberapa menit kami mencari tempat, akhirnya kami menemukan tempat kosong di pinggiran (maklum untuk tempat di tengah adalah milik para pedagang yang sudah lama berjualan). Dengan menggunakan spanduk bekas, kami menggelar dagangan kami dan mulai menjadi pedagang kaki lima (PKL) di tempat itu.
  • Sebagai informasi, tempat tersebut adalah sebuah pasar pagi yang hanya buka pada hari minggu pagi saja, jadi kalau hari biasa pasar tersebut tidak bisa beroperasi.
Mungkin itu adalah rejeki kami, baru pertama buka kami bisa langsung menjual beberapa buah barang dagangan kami, rasanya sangat puas saat itu baru pertama sudah mendapatkan hasil dari dagangan tersebut. Sekitar jam 8 pagi, saya sudah tidak kuat berada di situ karena cuacanya mulai panas sedangkan semalaman saya belum tidur sama sekali karena saya mengejar agar bisa memulai jualan di tempat tersebut, akhirnya saya memilih mencari masjid untuk tidur sejenak, sekitar setengah jam saya bisa istirahat di masjid tersebut dan memulai jualan lagi.
Pengalaman pertama menjadi PKL adalah hal yang luar biasa, di situ saya mengenal banyak pedagang dengan berbagai latar belakang yang berbeda, ada yang seorang sarjana, ada yang guru, ada yang memang pedagang keliling, mereka semua berkumpul di tempat tersebut guna untuk bersaing secara sehat mencari rejeki dari Allah Swt.

Jam 10 pagi, kami sudah tidak kuat karena panasnya matahari di tempat itu, akhirnya kami memutuskan untuk pulang saja. Dalam jangka waktu beberapa jam saja saat itu, saya sudah mendapatkan keuntungan yang lumayan, kayaknya ada sekitar Rp 100.000, 00 lebih, jumlah yang sangat lumayan bagi saya yang seornang newbie. Namun memang perjuangan saat itu sangat berat saya rasakan, mulai dari berangkat pagi buta saat udara sangat dingin, dan berjualan di saat matahari mulai terbit, bisa anda bayangkan panasnya sangat terasa jika sudah lewat jam 8 pagi. Dengan awal saya menjadi PKL di pinggir jalan, itu adalah jalan saya untuk seterusnya berjualan di tempat itu, kalau tidak salah ada sekitar satu tahun saya menjadi pedagang kaki lima di tempat tersebut, tentu sudah banyak yang saya dapatkan dari tempat tersebut, walaupun kini saya sudah tidak jualan di pinggir jalan sebagai PKL, namun saya sangat merindukan pengalaman tersebut, rasanya sangat berharga bagi hidup saya.

Peran Kakak dalam Kehidupan Saya

Kalau saya mengingat-ingat jasa kakak saya, rasanya saya pengin nangis, bener-bener sedih banget kalau diingat-ingat, bagaimana dia selalu ada untuk saya, dia seperti seorang panglima perang yang selalu menjaga saya, mulai dari kecil hingga saat ini, dia selalu siap membantu saya tanpa memperdulikan balas budi dari saya sama sekali. Saya seperti anak manja yang tidak tahu diri jika saya mengingat kebaikan kakak saya tersebut.

Beberapa hal yang hingga saat ini saya masih ingat dan rasakan dari perjuangannya membantu saya bangkit dan terus maju antara lain :
  • Mulai dari kecil, dia adalah orang yang selalu mengalah untuk saya, saat ada makanan pasti saya mendapatkan bagian yang lebih besar darinya.
  • Saat kami bertengkar, pasti yang dimarahi kakak saya, walaupun saya yang salah namun ibu selalu memarahi kakak.
  • Kalau lagi ada rejeki, pasti saya yang dicarinya terlebih dahulu untuk berbagi rejeki yang dia dapat, namun saat saya mendapat rejeki saya menghabiskannya sendiri.
  • Saat dia mulai bekerja, gajinya tak lupa disisakan untuk saya agar saya bisa jajan di rumah.
  • Saya memulai usaha berkat modal yang dia pinjamkan, saya terus mau berusaha karena dia selalu ada di belakang mendorong saya, memotivasi saya, membantu saya saat saya memiliki masalah.
  • Dia tidak pernah mengatakan kalau sedang kesulitan uang, jika saya membutuhkan uang, dengan cara apapun dia akan mencarikannya (bahkan dengan berhutang).
  • Dia sosok di balik kesuksesan saya bisa menjadi seorang sarjana seperti saat ini, dia yang bersedia menanggung biaya kuliah saya.
  • Dia orang yang membuat saya bisa membangun blog ini, dia yang membuat saya bisa menggunakan komputer, dia yang memberikan saya netbook, handphone, dan perlengkapan lainnya.
  • Dia adalah orang yang ikut sedih saat saya mengalami kejadian buruk, dia adalah orang yang sangat memperdulikan keadaan saya.
  • Dia adalah kakak saya, dan saya adalah adik yang belum bisa membalas budi atas kebaikannya selama ini.
Sungguh saat saya menulis artikel ini, saya ingin meneteskan air mata (namun saya tahan karena malu), sedih rasanya mengingat perjuangannya dalam  kehidupan saya, bagaimana dia selalu ada untuk saya, bagaimana dia selalu menginginkan saya menjadi seorang yang sukses, bagaimana dia memotivasi saya, itu adalah hal yang sangat indah yang saya rasakan, dia adalah sosok yang sangat menginspirasi bagi saya.

Hingga saat ini, saya belum bisa membalas budi kebaikannya, jangankan membalas budi, saya masih saja merepotkannya hingga sekarang, rasanya malu banget. Karena rasa malu tersebut, saya tidak pernah mau lagi menerima uang darinya, walaupun saya membutuhkan uang tersebut, saya lebih baik berhutang daripada saya harus terus menjadi beban hidup baginya.
Dia adalah kakak saya, dia adalah orang penting dalam kehidupan saya, dan saya akan terus berusaha untuk berjuang demi membuatnya bangga dan semoga suatu saat nanti saya bisa membalas sedikit kebaikannya karena saya sadar saya tidak akan pernah bisa membalas kebaikannya sepenuhnya.

Modal Saya Hanya Rp 100.000, 00 saat Memulai Jualan Pulsa

Jaman sekarang, kalau mau usaha pasti alasan utama yang membuat ragu adalah modal, mulai dari gak punya modal lah, modalnya masih kuranglah, takut modalnya habislah, itu adalah alasan klasik yang menghambat orang untuk memulai usaha, sebuah keraguan karena modal, padahal modal utama seorang untuk memulai usaha adalah dirinya sendiri, aset terpenting yang sudah Allah Swt anugerahkan.

Saya pada saat awal memulai usaha, jujur saja saya hanya dipinjami modal Rp 100.000, 00 saja oleh kakak saya, dan itu asli pengalaman saya. Itu adalah salah satu bagian dari awal saya membangun toko kelontong saya.
Jadi ceritanya gini, dulu saya keluar dari pekerjaan saya (buruh di toko kayu), saya menganggur selama beberapa bulan, kebetulan kakak saya sedang mudik (dia kerja di Jakarta). Pada saat itu dia kasihan melihat keadaan saya, status pengangguran tanpa pendidikan yang bagus untuk melamar kerja, sedangkan dia juga belum memiliki modal untuk membuka usaha untuk saya, saat itu entah ada angin apa di pagi hari dia iseng menawari saya untuk memulai usaha pulsa, saya yang sudah bosan menganggur mengiyakan saja (daripada nganggur terus). Namun masalahnya, kami berdua buta tentang informasi bisnis pulsa ini, tidak memiliki relasi, tidak memiliki modal yang cukup, bahkan tempat jualan juga tidak punya. Namun kakak saya itu orangnya nekad, dan dia adalah orang yang mendorong saya untuk terus maju.
Jam 10 pagi, kami berdua berangkat mencari agen pulsa di daerah kami, setelah hampir 3 jam belum menemukan agen pulsa, jalan kesana kemari di bawah teriknya matahari di siang itu, akhirnya kami sampai di sebuah agen pulsa, langsung saja kami mulai menanyakan informasi dan cara yang ada untuk memulai jualan pulsa, setelah melakukan registrasi akhirnya kami mendaftar sebagai penjual pulsa dan melakukan deposit di agen tersebut. Dengan modal awal untuk deposit pulsa all operator sebesar Rp 100.000, 00, menggunakan hp jadul yang saya gunakan, dan niat kuat untuk memulai usaha, akhirnya saya resmi jadi seorang penjual pulsa, tanpa tempat, tanpa etalase, tanpa aksesoris, dan tanpa tahu arah ke depannya mau bagaimana karena saya belum mengerti sedikitpun tentang dunia wirausaha ini. Pokoknya saat itu yang penting nekad, mulai usaha ini, masalah ke depannya bisa dicari solusinya sambil berjalan.

Hari demi hari pulsa yang saya jajakan belum laku juga, maklum saat itu tidak ada informasi yang saya berikan di depan rumah saya, jadi para tetangga tidak mengetahui kalau saya menjual pulsa. Yah saat itu saya tidak tahu cara memasarkan produk
Setelah beberapa hari berlalu, akhirnya saya iseng memasang tulisan dari kertas kosong di depan rumah "Sedia Pulsa All Operator", dan selang beberapa saat saja, akhirnya ada pelanggan pertama yang datang membeli pulsa, wah senangnya bukan main saat itu, ternyata saya akhirnya pecah telor mendapat pelanggan pertama. Seiring dengan berjalannya waktu, sedikit demi sedikit saya mulai memenuhi dagangan saya, mulai dari perdana, aksesoris, dan tak lupa menata tempat untuk jualan pulsa, hingga sampai saat ini usaha tersebut masih terus berjalan dan Alhamdulillah sudah banyak yang saya dapatkan dari perjuangan saya tersebut.

Tentu diantara kalian ada yang berfikiran bahwa saya tidak niat jualan pulsa, masa modal cuma Rp 100.000, 00 saja, tanpa tempat dan tanpa dagangan lainnnya, silakan saja jika kalian juga berfikiran sama dengan tetangga yang menghina saya (dulu saya sering dihina karena dikira tidak modal, dan tidak serius jualan), namun kalian tidak tahu rasanya saat itu, dengan status pengangguran, tidak punya uang, tidak punya pengalaman, tidak punya keahlian, tidak punya relasi, tidak dipercaya orang, dan saya harus memulai usaha, coba rasakan saja bagaimana keadaan saya. Bayangkan saja jika anda ada di posisi saya saat itu, mungkin beberapa diantara kalian akan mundur dan memilih meneruskan status pengangguran dan memilih mencari pekerjaan saja.

Saya orang yang tidak suka jika ada orang yang ingin memulai usaha namun tidak memulainya karena alasan modal, bagi saya itu adalah alasan klasik untuk menutupi kekurangan dirinya, bukan kekurangan modal tapi kekurangan kepercayaan. Kalau mau mulai dalam dunia wirausaha, langsung mulai saja, dicoba dulu.

Pedagang Harus Percaya Diri

Saya pernah mendengarkan kisah Ustad Yusuf Mansur ketika awal beliau berdagang, dia menjajakan dagangan Mpok Atiek, yaitu baju. Di awal beliau mau berdagang, mpok Atiek yang kurang percaya kepada Ustad YM, akhirnya hanya memberikan beberapa potong baju saja untuk menilai apakah beliau mampu berdagang, sedangkan Ustad YM yang percaya diri malah meminta banyak barang untuk dijualnya, sontak saja jawaban Ustad YM muda mengagetkan mpok Atiek, "mau dijual dimana, gimana caranya, emang bisa?" itu kata mpok Atiek, sedang Ustad YM muda dengan percaya diri menjawab "gampang mpok, ntar minta sama Allah Swt aja biar dicariin pembeli". Jawaban yang lugu yah heee, tapi itu adalah sebuah Believe, itu adalah sebuah kepercayaan yang memang harus dimiliki seorang pedagang.

Jika kita mau menjual sebuah produk, tentu saja ada pikiran yang negatif, apa produk itu laku, apa produk itu untung, apa nanti tidak rugi, dan lain sebagainya yang memang sudah sewajarnya pikiran itu ada dalam dunia usaha ini. Namun sebagi calon pengusaha yang sukses, tentu saja kita akan menghalau pikiran itu jauh-jauh, yang terpenting kita coba dulu, kita percaya pada diri kita sendiri, dan kita percaya nanti Allah Swt akan membantu kita untuk mencarikan jalan.
Saya sendiri dari awal berdagang juga terkadang memiliki sikap seperti itu saat akan menjual sebuah produk baru, namun saya percaya diri saja, saya coba dulu menjualnya dan jika belum berhasil maka saya akan membenahi kekurangan saya, jika tidak berhasil juga maka itu adalah sebuah pelajaran berharga bahwa saya salah memilih produk. Namun saya menikmati proses tersebut, itu adalah pelajaran yang takkan didapat oleh mereka yang tidak berani mencobanya. Kata siapa dunia usaha itu susah, nyoba aja belum, baru gagal sekali aja udah nyerah, siapa juga yang bilang dunia usaha itu mudah, belum pernah ngerasain dagangan sepi pembeli, barang rusak, dan uang habis. Dunia usaha ini berat bagi mereka yang dari awal mengiranya berat, dan mudah bagi mereka yang menganggapnya mudah, semua kembali kepada pemikiran kita sendiri.

Jadi seorang pedagang haruslah orang yang sangat percaya diri, tentu dengan ilmu bukan hanya maju perang tanpa senjata. Di mana ada keyakinan, di situ ada sebuah jalan, berusahalah dan temukan sendiri jalan rejekimu.

Ini yang Harus Kamu Lakukan Kalau Ingin Kaya Raya

Dengarkanlah sebuah kisah yang terjadi di sebuah negri nan jauh ini, dahulu kala ada seorang pemuda bernama John, dia adalah seorang pemuda miskin yang hidup kekurangan, dia hidup di sebuah kampung di pinggiran kota. Di sana mereka hidup dengan bekerja di ladang yang sebenarnya tandus dan susah untuk bercocok tanam.

Kehidupan di kampung tersebut tak berbeda jauh dengan keadaan yang kita alami sekarang, dimana para saudagar kaya adalah raja, mereka tak tersentuh hukum sama sekali karena uang mereka cukup untuk menyuap para penegak hukum, sedangkan para pejabat yang mengurus kampung itu adalah orang dengan kekuasaan yang cukup kuat di bawah para saudagar. 

Status John yang miskin membuatnya selalu berada di bawah, hinaan, cacian, dan tendangan dari para saudagar adalah hal yang biasa terjadi setiap hari, namun para penegak hukum malah menjadikan hal tersebut sebagai hiburan bagi mereka, sungguh tidak tragis sama sekali mengingat kita sudah sering menyaksikan pemandangan seperti ini.

Suatu ketika John yang miskin berdo'a kepada Tuhan, dia berdo'a agar kehidupannya berubah, dia ingin hidup dengan bergelimang harta dan terhindar dari seluruh perlakuan buruk para saudagar kaya, dia juga ingin membantu para tetangganya yang miskin, merubah hidup mereka yang susah. Namanya do'a orang teraniaya, dalam sekejap saja langsung dikabulkan oleh Tuhan. Saat sedang meratapi nasibnya di tempat yang sepi, tiba-tiba saja dia menemukan sebuah tanah yang berkilau di tebing yang lumayan terjal dan berbahaya, karena penasaran maka dia mendekatinya dan mencoba menggali tanah tersebut, ternyata itu adalah sebuah tambang emas yang tidak terjamah oleh orang lain, maklum saja di tebing yang terjal tersebut jarang sekali diperhatikan oleh orang lain. Hanya dalam beberapa saat saja dia sudah mendapatkan sekantong emas murni, dengan girangnya dia langsung menuju ke pasar untuk menjual emas tersebut. Dengan sekantong emas di tangannya, dia berhasil mendapatkan uang yang sangat banyak, lalu dia mulai membeli beberapa makanan enak, pakaian bagus, dan barang lain yang selama ini dia impikan.

Setelah selesai menukar emas dengan kebutuhannya, John kembali ke kampungnya di sore hari, dia bertemu dengan para saudagar yang biasa menghinanya, mereka mencemooh John "hey John, apa kau sudah makan? Ini makanlah dengan kuda kami" mereka tertawa terbahak-bahak sambil meledek John, sementara John kini sudah bisa menjawab mereka karena kini dia memiliki uang hasil penjualan emas yang tadi dia temukan "aku sudah makan daging di pasar tadi, oh y berapa harga kudamu wahai saudagar, aku ingin membeli semua kuda itu", mendengar jawaban John, saudagar itu naik pitam dan berusaha memukul John, namun dia kaget ketika John memperlihatkan uangnya, saudagar itu bingung kenapa orang miskin itu memiliki uang yang sangat banyak sedangkan dia adalah seorang pengangguran, namun karena silau dengan uang yang dimiliki oleh John, maka saudagar itu akhirnya malu dan menyingkir. Para pejabat yang menjadi anak buah saudagar itu akhirnya berpaling menjadi kaki tangan John, karena mereka melihat kekayaan John yang melebihi kekayaan saudagar tadi.

Kehidupan miskin John kini berubah drastis menjadi makmur dan lebih kaya dari saudagar tadi, banyak orang kampung yang akhirnya memuji-muji John, mereka memuji kekayaan John. Banyak orang kampung menanyakan asal muasal kekayaan John, mereka juga ingin merubah nasib seperti John, namun John yang tadinya saat berdo'a ingin merubah nasibnya dan nasib orang kampung agar lebih makmur, kini berubah, dia berkata dalam hati "sebaiknya aku tak memberitahu tambang emas yang kutemukan tadi, nanti mereka malah ikut-ikutan kaya, itu adalah tambang emasku mereka tak boleh mengetahuinya", tentu saja John tidak memberitahu dimana tambang emas yang dia temukan, dan hal itu membuat warga kampung geram dan marah kepada John, mereka menganggap John adalah orang yang pelit.

Hari demi hari kehidupan John semakin kaya raya, dengan emas yang terus dia dapatkan, membuat dia menguasai kampung dengan kekayaannya, setiap hari dia membeli kuda, tanah, rumah, dan semua kemewahan yang ada, hal itu membuat tetangganya semakin membenci John dan iri dengan harta kekayaannya. Karena kebencian tersebut, warga kampung juga akhirnya tidak peduli dengan John, mereka tidak pernah bertegur sapa jika bertemu, dan mereka tidak pernah menjenguk John saat dia sakit sekalipun, namun John yang merasa aman dengan kekayaannya tetap saja dengan sikapnya yang lama kelamaan menjadi sombong dan tukang pamer.

Hingga tibalah suatu hari saat John sedang menggali tanah di tambang emasnya, tiba-tiba saja tanah tersebut runtuh dan menimpa seluruh tubuh John, menyisakan hanya kepalanya saja yang tidak tertimpa, dia berteriak minta tolong namun tidak ada seorangpun yang mendengarnya karena tambang emasnya memang jauh dari pemukiman, dan tentu saja tidak ada satupun orang yang tahu lokasi tersebut. John yang tertimpa tanah reruntuhan belum mati, dan terus mengalami kesakitan karena beban dari tanah yang menimpanya, setelah beberapa hari akhirnya John menghembuskan nafasnya juga. Tentu saja warga kampung yang membenci John karena kesombongan, kepelitan, dan sifat pamernya tak peduli dengan John, walaupun sudah berhari-hari tak terlihat, mereka tetap acuh dan tidak memperdulikan keadaan John, hingga akhir hayatnya John tak ditemukan oleh orang lain dan dia mati dengan kekayaan yang akhirnya tak bisa dia nikmati juga.
 
Itulah sepenggal kisah tentang John yang miskin, tiba-tiba kaya, dan mati dengan kekayaannya tersebut, dan tak ada yang peduli dengannya. Ada makna yang tersirat dari kisah tersebut jika kita bisa memahaminya, dan ini adalah dunia wirausaha, kita bukan John yang pelit, kita adalah orang yang berbagi dengan sesama.

"jika kau menemukan sebuah tambang emas, tunjukkanlah emas tersebut kepada tetanggamu agar mreka kagum, namun jangan tunjukkan tambang emasnya! Hal itu dilakukan agar jika kau mati di tambang emas, tak ada seorangpun yang tahu keberadaanmu dan mereka juga takkan memperdulikanmu"

Orang Islam Harus Kaya

Wah kalau melihat judulnya mungkin banyak yang protes yah, soalnya ada hadist Nabi SAW yang bersabda jika kaum fakir miskin adalah mayoritas penghuni surga, dan Nabi SAW, keluarga, sahabat, dan para penerusnya (ulama) memilih hidup sederhana. Lalu kenapa saya menulis artikel berjudul Orang Islam harus kaya ini? Jawabannya adalah :
  • Hidup miskin itu susah! sudah siapkah anda dihina orang lain? Sudah siapkah anda kesulitan hidup? sudah siapkah anda menderita?
  • Biaya naik haji itu membutuhkan uang yang banyak! Haji itu panggilan dari Allah Swt, tapi kita sebagai manusia harus berusaha juga donk buat nyari uang agar rukun islam kita sempurna dengan haji.
  • Dengan kekayaan kita bisa berbagi (ingat berbagi, berbagi, berbagi) jadi sebelum kaya ingatlah sodakoh, jangan lupa.
  • Kekayaan kita bisa berguna bagi orang lain, pengusaha yang sukses akan membuat lapangan pekerjaan bagi mereka yang nganggur.
  • Kekayaan adalah motivasi kita untuk semakin dekat dengan Allah Swt, semakin kita ingin kaya semakin kita berdo'a, beribadah, mendekati Allah Swt.
  • Kekayaan membuat kita takut, kekayaan akan membuat kita takut dengan azab Allah Swt, jadi kita bisa lebih berhati-hati menghindari dosa.
Itulah beberapa alasan kenapa orang islam harus kaya, jadi jika ada alasan yang masuk akal dan ternyata mencari kekayaan itu bukanlah hal yang dilarang maka sudah saatnya kita untuk berusaha mengejar kekayaan tersebut, tentu saja dengan cara yang benar dan kita wajib untuk membagi urusan dunia dan akhirat dengan adil.
Saya pribadi yang hidup di Indonesia ini terkadang ingin memiliki kehidupan makmur seperti para saudagar minyak dari timur tengah, mereka bisa hidup dengan harta berlimpah tanpa melupakan kewajiban untuk beribadah. Kalau mereka bisa kenapa kita tidak?

Menurut saya sah-sah saja jika sebagai umat islam kita ingin kaya di dunia ini, toh sahabat Nabi juga ada yang kaya, ulama juga ada yang kaya, Nabi Sulaiman AS juga kaya raya, namun mereka semua bisa mengendalikan kekayaan yang dimilikinya, jadi Allah Swt ridha kepada mereka, kita juga harus kaya, kita bisa kaya, dan kita akan memperjuangkannya juga.

Pengusaha Haruslah Seorang yang Kreatif

Ketika dulu saya membuka warung kelontong (perjuangan membuka warung kelontong), saya sudah terlambat, karena di seberang jalan sudah ada warung kelontong lain yang sudah bertahun-tahun buka. Apakah saya minder? Tidak sama sekali. Saya menggunakan kekurangan saya untuk memacu saya agar bisa melewati warung tersebut. Saya tahu warung itu sudah lama jualan, sudah lengkap, sudah punya banyak pelanggan, dengan harga jual yang lumayan murah. Lalu bagaimana saya bisa menyainginya? Saya langsung membuka warung saya seadanya, saya buka terus setiap hari, mulai pagi buta hingga jam 12 (kadang jam 2 malam), saya menyediakan tempat nongkrong, saya tambah hiburan dengan full musik, saya sediakan air panas gratis untuk para pelanggan yang ingin nongkrong sambil ngopi, saya sediakan papan catur untuk mereka yang ingin main catur, saya undang teman-teman saya agar mereka mau nongkrong di tempat saya, dagangan yang sekiranya kurang lengkap di warung sebelah langsung saya lengkapi dan saya sediakan, saya mendengar permintaan barang dari pelanggan. Saya tidak memberikan harga yang lebih murah, namun saya memberikan pelayanan yang lebih baik dari warung sebelah.

Hanya butuh beberapa bulan saja saya sudah bisa menyamai warung sebelah saya, dan kini saya sudah memiliki warung yang lebih lengkap dari warung sebelah, dan tentu saja lebih ramai pengunjung. Hampir 50% pengunjung warung sebelah memilih untuk belanja ke tempat saya.
Jadi apa yang dibutuhkan untuk bisa bersaing? Harga murah? Bukan! (harga murah bukan jaminan laris). Yang dibutuhkan adalah sebuah kreativitas seorang pengusaha, jika ada pesaing yang sukses, maka segera teliti kekurangannya, saya yakin semua orang sukses memiliki kekurangan. Jika anda menemukan satu, dua kekurangan mereka, segera masuki kekurangan tersebut dan jadikanlah sebagai kelebihan usaha anda, jadikan itu semua senjata anda untuk bersaing, tentu dengan cara yang benar.

Kreativitas seorang pengusaha tidak terbatas, selalu ada ide-ide baru, selalu ada peluang baru, dan selalu ada kesempatan baru untuk mereka yang mau berusaha dan tentu saja kreatif. Maka saya sarankan, mulailah usaha anda, taburi dengan bubuk ide kreatif anda, dan tentu saja dengan fokus untuk usaha anda tersebut, maka tunggulah beberapa waktu dan rasakan saat-saat anda menang dalam persaingan.

Pengusaha Harus Memiliki Sikap yang Tegas

Dulu di awal saya mulai berjualan di toko pertama saya (Cara saya membuka toko modal 2 juta), saya sebenarnya adalah orang yang bingung dan tidak tahu arah mana yang harus saya tuju. Bagaimana tidak bingung, saat itu saya belum memiliki jenis barang dagangan yang pasti karena saya menjual barang otomotif dicampur dengan perlengkapan rumah, kan gak nyambung yah! Akhirnya terkadang saya merasa kebingungan sendiri mau memilih mana, mengingat toko saya harus dikenal dengan barang khususnya (sebuah usaha harus memiliki nama). Hingga akhirnya saya memilih untuk fokus mengurusi toko aksesoris motor saya dan meninggalkan perlengkapan rumah, walaupun akhirnya banyak pelanggan saya yang berlalu karena tahu saya sudah tidak menjual perlengkapan rumah.

Mungkin saya salah mungkin saya benar, namun apapun resiko yang harus saya hadapi, itu adalah sikap saya sebagai seorang pengusaha muda. Saya harus mengikuti kata hati saya dengan mempertimbangkan kemajuan usaha jangka pendek dan juga jangka panjang, maka itu adalah pilihan saya dan saya akan memperjuangkannya.
Tidak jauh berbeda dengan anda yang baru akan memulai usaha namun belum memiliki arah dan tujuan pasti, mau dagang bingung dagang apa? Mau membuka usaha di mana? Mau modal berapa? dan lain sebagainya yang jika anda pikirkan terus menerus maka anda tidak akan menemukan jawaban yang pasti. Jika anda ingin menemukan jawaban yang benar atau salah, anda harus mencobanya dahulu, jangan hanya mendengarkan kata orang saja, mereka belum tentu benar. Ingatlah cara yang dipakai orang lain belum tentu cocok saat kita pakai, maka temukan jalanmu sendiri dengan pilihanmu.

Semua pilihan memiliki resiko, namun tidak semua pilihan beresiko, jadi pilihlah sesuatu yang menurut anda memiliki resiko lebih kecil dan bisa berkembang maju. Dengarkan kata hatimu sendiri, dengarkan mereka yang sudah menjalaninya, saring saran semua orang, dan beraksilah segera.

Bekerja untuk Mendapatkan Modal Usaha

Suatu ketika di sekitar tahu 2010 kalau tidak salah, saya dan teman saya sedang berbincang agak serius. Kami saling berbagi keinginan ke depannya, saya katakan kepadanya bahwa saya akan memulai usaha saya sendiri, teman saya dengan muka pesimis bertanya "modalnya dari mana?", saya maklum dengan pertanyaan teman saya tersebut karena memang saat itu saya tidak memiliki modal, tidak memiliki keahlian dalam dunia wirausaha ini, tanpa koneksi, tanpa persiapan juga, modal utama saya saat itu adalah niat saya yang ingin terjun dalam dunia usaha. Alhamdulillah setelah melalui beberapa tahapan akhirnya sampailah saya pada saat ini dengan beberapa usaha yang katanya masih kecil (bagi saya ini usaha yang besar), tahap yang saya lalui hingga saat ini antara lain :
Itulah beberapa tahapan saya sampai saat ini, memang belum seberapa jika dibandingkan dengan teman-teman pengusaha lain yang sudah sukses, tapi saya sangat menikmati tahap demi tahap yang saya lalui selama ini.

Sedangkan teman saya, dia juga memiliki keinginan untuk membuka usaha, namun dia berkata jika butuh modal untuk memulai usaha, jadi dia memutuskan untuk mencari kerja di kota besar, kalau tidak salah di daerah Bekasi, dia bekerja si sebuah PT perakitan sepeda motor. Hampir 3 tahun berlalu, kami jarang bertemu, sampai akhirnya kami bertemu kembali di tahun 2014. Saya yang memulai usaha dengan modal niat dan keinginan kuat, Alhamdulillah sudah memiliki beberapa usaha yang masih berjalan dengan perjuangan yang lumayan nikmat, dan teman saya pulang dengan sepeda motor baru dan sedikit modal yang tersisa dari hasil kerja selama ini (saat itu dia sudah habis kontrak).

Kembali saya menanyakan tentang keinginannya membuka usaha, dan dia menjawab dengan lesu "modal minim, mau buka usaha juga kurang, bingung juga mau buka usaha apa, nanti yang ada malah modal habis gak ada keuntungan", yah saya tahu arah pembicaraan teman saya tersebut, dan saya tidak menanyakannya lagi. Selang beberapa bulan kami bertemu kembali, dan ternyata dia belum juga mendapatkan pekerjaan, ditambah uang hasil bekerja dulu sudah habis tak tersisa, sekarang dia berstatus penganguran di rumahnya. Saya sebenarnya kasihan melihat keadaannya sekarang, namun dengan tujuan hasil yang besar dari dunia kerja, saya tidak bisa membantunya karena jujur saja saya tidak tahu menahu jika berurusan dengan dunia kerja yang formal.
Di sini saya bukan sedang membanggakan diri saya sendiri, bukan juga sedang menjelekkan teman saya, ini pilihan kami masing-masing dan kami saling menghargai. Saya juga mengalami kesulitan di kala memulai usaha, dan dia juga mengalami kesulitan saat mencari pekerjaan, kami mengalami hal yang tidak kami harapkan dan kami juga mendapatkan hasil dari perjuangan kami. Namun dengan tujuan untuk membuka usaha maka saya sudah melaksanakannya dengan modal utama, niat! Dan dia yang memilih bekerja terlebih dahulu agar mendapat modal untuk membuka usaha akhirnya gagal membuka usaha karena satu, dua, tiga hal yang mebuatnya ragu.

Saya hanya ingin memberitahukan kepada semua yang membaca tulisan ini, memang dunia usaha membutuhkan modal yang besar, namun bukan halangan jika saat ini kita belum memiliki modal tersebut, karena modal utama dalam dunia usaha adalah sebuah niat besar, keinginan kuat, kemampuan belajar dengan cepat, memulainya dan lain sebagainya yang sebenarnya semua orang memilikinya. Jika anda berfikiran bahwa modal utama dalam usaha adalah uang, anda salah! Karena banyak orang memiliki uang namun tidak bisa membuka usaha, dan banyak orang seperti saya yang tidak memiliki modal (uang) namun malah bisa membuka usaha. Jadi kembali lagi, modal utama dalam membuka usaha adalah NIAT disertai AKSI.

Pengusaha Harus Berani Mengambil Keputusan

Setelah mengulas kunci menjadi pengusaha sukses, yaitu sabar dan tawakal, selanjutnya saya akan memberikan beberapa gambaran tentang bagaimana menjadi pengusaha yang maju. Salah satunya yaitu harus berani dalam mengambil keputusan. Yah benar, seorang pengusaha harus berani, itu adalah kuncinya.

Sedikit curhat dulu, pernah saya ditawari sebuah produk yang cukup mahal, kalau tidak salah harganya untuk satu jenis barang sekitar Rp 800.000, 00, mungkin saya bisa menjualnya dengan harga Rp 1.000.000, 00 atau lebih mengingat barang ini masih jarang, namun karena ada keraguan dalam diri saya (faktor modal dan keberanian seorang newbie), maka saya tidak jadi mengambil barang tersebut. Apa yang terjadi? Beberapa konsumen saya merasa kecewa, karena mereka yang ternyata mencari barang tersebut tidak mendapati di tempat saya, dan akhirnya mereka mencari di toko lain. Pernah juga saya mendapati sebuah produk murah dengan keuntungan yang besar, saya ambil banyak dan berfikir ini adalah produk bagus yang akan laku keras dan memberi banyak keuntungan, namun setelah dibeli ternyata produk tersebut kurang diminati dan bukannya untung, barang tersebut menumpuk di toko. Jadi apa yang salah? Yang salah adalah saya sendiri karena saya kurang berani, saya kurang paham, dan saya kurang bisa memprediksi tentang barang baru.

Kesalahan menjadi sebuah pelajaran berharga, itu adalah guru bagi kita semua. Mulai sekarang, jika saya mendapati barang baru yang kira-kira menguntungkan, saya akan segera mencari informasi di sekitar saya dan juga di online, saya akan mencari harga jual, respon pembeli, dan tentu saja prospek kedepannya. Jika memang menguntungkan dan bagus untuk dijual maka saya akan mengambilnya.
Dalam dunia usaha, banyak sekali keraguan yang muncul, mulai dari saat akan membuka usaha kita akan mengalami keraguan "apakah akan menguntungkan?", "apa saya bisa menjadi pengusaha?", "saya tidak punya koneksi", dan lain sebagainya, lalu jika keraguan itu kalah dan kita bisa membuka usaha, maka akan muncul keraguan berikutnya yang membayangi, kelangsungan hidup usaha, prospek ke depan, keuntungan, persaingan, dan lain sebagainya. Itu pun belum cukup karena jika kita mampu bertahan dalam dunia usaha, kita akan mendapat keraguan dari kepuasan memiliki usaha yang sudah berjalan, membuka cabang lagi atau mau mengembangkan usaha atau mungkin tetap berjalan di tempat, semua keraguan ada dalam dunia usaha ini, lalu kenapa kita masih memilih dunia usaha yang tidak ada jaminannya ini? Jawabannya adalah karena seorang pengusaha adalah pemberani! Seorang pengusaha berani mengambil resiko apapun, karena wirausaha adalah hoby, keuntungan dan kerugian adalah warna dalam menjalankan usaha, perjuangan adalah sesuatu yang nikmat.

Jadi intinya adalah ketika kita sudah berada dalam dunia usaha, tidak ada itu yang  namanya ragu, yang ada adalah berani, berani, dan berani, karena seorang pengusaha harus berani mengambil keputusan, apapun hasilnya kelak.

Pengusaha Harus Sabar dan Tawakkal

Ketika sudah memutuskan untuk menjadi seorang pengusaha, sedari awal kita harus memahami dua kata ini, Sabar & Tawakkal. Dua kata ini sering kita dengar, dan sering kita cari tahu maknanya (saat lagi susah), namun terkadang kita tidak mempraktekkannya dalam dunia wirausaha ini. Bagaimana mau sabar, ada masalah dikit langsung ngeluh sama teman-teman, mulai mencari kambing hitam, putus asa, dan akhirnya nyerah deh. Bagaimana juga mau tawakkal, sholat aja jarang, kalau lagi seneng lupa ngucap syukur, giliran susah aja inget sama Tuhan. Yuk benerin ilmu sabar dan tawakkal kita.

Sabar itu apa si? Apa sabar itu diam di tempat? Sabar itu sebenarnya adalah sikap dalam menghadapi masalah, anggaplah kita berada di rumah dan sedang menuju ke pasar dengan berjalan kaki, di tengah jalan kita mendapati jalanan rusak, macet, dan menanjak, nah terkadang karena kita lupa tidak sabar maka kita marah-marah menyalahkan jalanan yang rusak (menyalahkan pemerintah), menyalahkan penyebab kemacetan (biasanya kita sendiri ikut menyebabkan kemacetan namun gak sadar), menyalahkan pembuat jalan karena jalanan menanjak sehingga melelahkan (padahal jalan yang dibuat mengikuti keadaan alam yang sudah Tuhan ciptakan, apa mau nyalahin Tuhan juga?). Nah dalam keadaan terburu-buru ke pasar, di tengah jalan mendapat kesulitan, akhirnya kita tidak sabar, biasanya kalau gak muter balik untuk pulang (lupa atau meninggalkan tujuan ke pasar) maka kita akan terus berjalan tapi dengan marah-marah yang akhirnya menyebabkan kita lebih lelah, bosan, dan juga bukan tidak mungkin menambah rasa putus asa kita. Jadi sabar bagi seorang pengusaha adalah sebuah sikap, sikap yang harus dimiliki, dipahami, dan tentu saja dipraktekkan dalam kehidupan dan perjuangannya di bidang wirausaha, bersabar dalam menghadapi masalah, dagangan yang sepi, keuntungan yang kurang, karyawan yang susah diatur, dan masalah lainnya yang sebenarnya wajar karena semua orang diberikan cobaan oleh Tuhan, agar lebih dewasa, lebih pintar, lebih maju, bukannya lebih jatuh.
Tawakkal, apa si tawakkal? Tawakkal itu berserah diri, jika saya mengartikannya. Contohnya seperti kasus saat kita dalam perjalanan ke pasar, kita memang berusaha menuju ke pasar, namun keputusan kita mau sampai atau tidaknya itu adalah kehendak Tuhan, jadi bukan kita yang menentukan. Bisa saja di tengah jalan kita berbalik arah, atau mungkin saja kita dihadang segerombolan masalah yang membuat kita tidak sampai ke pasar seperti tujuan awal kita tadi. Jadi bagaimanapun usaha kita dalam berwirausaha ini, tetap saja Tuhan yang menentukan hasilnya, so... kenapa kita kok gak minta sama Tuhan buat memberi keuntungan yang besar, usaha yang lancar, jalan keluar dari setiap masalah, dan lain sebagainya. Kenapa kita hanya bekerja dari pagi hingga malam tanpa do'a? (fakta tentang Do'a yang harus kita tahu). Kenapa pekerjaan kita melupakan kewajiban kita untuk sholat, sodakoh, puasa, dan ibadah lainnya. Allah senang kita berusaha keras dalam mencari rejeki, namun jangan lupa juga untuk berdo'a, tidak ada usaha yang tidak disertai do'a, tidak ada juga do'a tanpa usaha, keduanya harus berjalan dengan seimbang. Ayo gak usah jauh-jauh mencari jawaban dari kesulitan kita, sudahkah kita sholat? Puasa? Sodakoh? Istighfar? Berdo'a? dan menghindari dosa-dosa? Jika sudah maka tinggal berusaha yang harus ditingkatkan, namun jika ibadah belum terpenuhi maka segera perbaiki sambil terus berusaha.

bismillahi tawakkaltu alallahi walaa haula wala quwwata illa billah...
Seimbangkan usaha kita dengan usaha dan do'a, serahkan hasilnya kepada Allah, maka kita akan berusaha dengan tenang, hidup kita lebih damai dan usaha kita lebih berkah dan disenangi oleh banyak orang. Carilah rejeki yang halal agar hidup senantiasa diberkahi oleh Allah Swt, ingatlah hai para pengusaha dan calon pengusaha yang akan sukses (aamiin) jangan lupa untuk terus sabar dan tawakkal, karena itu adalah kunci dalam dunia wirausaha ini.

Mau Membuka Bisnis Pulsa, Handphone, atau Servis HP? Masuk ke Sini Gan!

Bisnis Cellular saat ini merupakan bisnis yang cukup menjanjikan untuk kita geluti, saya sendiri juga sudah lama berjualan pulsa, kalau gak salah sudah dari 2006-2007. Banyak sekali pelajaran yang saya dapatkan dari usaha ini, dan hingga saat ini usaha saya ini masih terus berjalan.
Bagi anda yang ingin memulai bisnis cellular ini, ada baiknya anda tahu dahulu pembagian bisnis ini, jadi bukan hanya penjualan pulsa saja, apa saja itu? ceck gan :

  1. Bisnis pulsa, kita semua tahu dengan banyaknya HP saat ini, maka pulsa sudah sebanding dengan nasi, yah sudah jadi barang pokok bagi semua orang.
  2. Bisnis Handphone, ini bisnis yang sangat menjanjikan jika kita tahu rahasianya, karena kebutuhan HP saat ini 1 berbanding 2 dengan pakaian.
  3. Bisnis Aksesoris Handphone, kalau HP sudah menjamur di seluruh lapisan masyarakat, tentunya mereka para pemakai HP membutuhkan aksesoris dan onderdil Hp, ini juga bisnis yang berpotensi.
  4. Bisnis Servis Handphone, sama seperti motor yang membutuhkan bengkel, HP yang rusak juga butuh masuk ke bengkel. Mulailah bisnis ini! Gak bisa servis? Ada caranya kok.
Semua bisnis menguntungkan jika kita tahu rahasianya, semua bisnis perlu di mulai bukan hanya dipikirkan saja, saya sedang membangun sebuah blog dengan nama Bisniss-pulsa, di blog tersebut saya sengaja mencoba untuk mendetailkan semua yang dibutuhkan untuk memulai bisnis cellular ini, untuk anda yang ingin memulai bisnis pulsa, HP, servis, atau aksesoris, anda bisa langsung mengunjunginya.

Sudah saatnya memulai usaha kita, kita sudah lelah bekerja kepada orang lain dengan tekanan yang terus menerus setiap harinya, ingatlah jika umur kita terus bertambah, kita tidak bisa terus-terusan bekerja keras setiap hari, mulailah menata hidup dan mulailah membangun aset berharga dengan jalan wirausaha.

Toko Sepi Jadi Malas Berdagang

Saya mau sedikit cerita dulu, ketika toko saya sepi akhirnya lama-lama merasa jenuh juga tiap hari buka namun dagangan kok sepi terus. Namun yang terjadi adalah, saya semakin terpuruk dan semakin susah saja dalam berdagang. Saya punya pepatah yang tepat "bagaimanapun bahagianya hari minggu anda, besoknya tetap hari senin".

Jadi ketika toko, warung, lapak, atau usaha online anda sepi atau bahkan tak memiliki transaksi sama sekali, itu bukan alasan untuk berhenti berdagang dan mencoba mencari rejeki dari Tuhan. Kita tidak tahu kapan rejeki akan datang menyambangi tempat usaha kita, saya sendiri sering mengalami hal tersebut, dikala saya sedang libur berdagang eh ternyata banyak pelanggan yang datang mencari ke tempat saya, giliran buka malah gak ada yang datang heee.

Untuk toko yang sepi pengunjung, kenali dulu alasan kenapa toko sepi yang umum terjadi :

Jika tempat usaha anda ada di tempat yang sepi, maka jangan banyak mengeluh jika dagangan anda sepi pengunjung, coba donk cara yang efektif untuk meningkatkan penjualan anda.

Coba sesekali cari informasi dengan toko tetangga yang menjual barang sama dengan anda, cari tahu harganya. Jika harga di tempat anda lebih mahal, maka wajar saja jika sepi

Ketika ada satu pelanggan yang kecewa dengan pelayanan anda, maka bukan tidak mungkin itu adalah sumber permasalahan anda nantinya saat pelanggan tersebut menyebarkan kekurangan anda kepada pelanggan laiinnya.

Coba cek keadaan pedagang lain, jika mereka juga mengalami sepi pengunjung maka itu wajar. Misalnya saja di pertengahan tahun ini, karena gejolak nilai tukar Rupiah yang melemah, banyak pelanggan mengurungkan niatnya untuk membeli barang.

Ini yang sering ingat tapi jarang diberesin, sudah dagangan sepi pengunjung malah berhenti promosi, akhirnya semakin sepi saja.

Kalau ini adalah rahasia pribadi masing-masing orang, jadi kenali diri kita sendiri dan temukan kesalahan diri kita dan segera perbaiki.

Itulah beberapa alasan yang sering menyebabkan dagangan sepi pelanggan, sehingga membuat anda dan saya juga malas untuk terus berdagang. Tapi saya katakan sekali lagi hal tersebut adalah tindakan yang salah kaprah, karena kita tidak bisa lari dari kenyataan, banyak masalah yang harusnya kita selesaikan, bukannya ditinggalkan begitu saja mencari kenyamanan.

Sedikit saran saya untuk menangani saat dagangan sepi adalah dengan Tetap berdagang!, cari kesalahan yang sudah saya tulis diatas, benahi lagi sistem dan kualitas barang atau jasa dagangan, dan tambahkan do'a dan ibadah lainnya, kita ketuk pintu rejeki dari Tuhan, kita minta terus tiap hari bahkan tiap waktu, kita usahakan terus, yakin terus, dan jangan ada kata menyerah, ingat kita bukan orang lemah. Semangat berwirausaha, semangat mencari rejeki, semangat mengatasi masalah, mari kita Wirausahakan diri kita, keluarga, dan teman-teman kita.

Perbedaan Kualitas dan Kuantitas Barang Dagangan

Jepang adalah salah satu negara produsen barang-barang berkualitas dengan harga tinggi yang sering kita pakai produknya, sementara China adalah negara produsen barang KW harga murah dengan hampir semua barang berkualitas yang ada di dunia ditiru dan dipasarkan. Kalau anda akan membeli barang, mana yang akan anda pilih? Barang berkualitas atau barang murah buatan China?
Sebagai pedagang di Indonesia, kita diberikan 2 pilihan dalam menjual barang dagangan, yang pertama adalah barang berkualitas dengan harga mahal, atau produk china yang memiliki kuantitas dengan harga murah namun kurang berkualitas. Masing-masing memiliki keuntungan dan kerugiannya sendiri, namun pilihan tetap ada ditangan anda. Kualitas vs Kuantitas

Berdagang barang berkualitas!

Ketika kita berdagang barang berkualitas, misalnya Handphone. Tentu saja kita tidak perlu terlalu keras mempromosikan dan meyakinkan pelanggan tentang kualitas barang tersebut karena rata-rata pelanggan sudah paham dengan kualitas barang dagangan kita, yang harus kita kerjakan adalah membuat pelanggan mau membelinya dengan harga yang kita tawarkan.

Kesulitan dalam berdagang barang berkualitas adalah persaingan dengan banyaknya barang KW dan sejenis yang dijual dengan harga sangat murah dan membanjiri pasaran, di negara kita yang rata-rata memiliki tingkat ekonomi menengah ke bawah, mau tidak mau terkadang harus membeli barang buatan china karena keterbatasan dana. Jadi ketika kita menjual barang berkualitas, akan terasa sulit ketika maraknya barang KW yang beredar.

Keuntungan dari perdagangan barang berkualitas adalah kepuasan pelanggan dan kesetiaan pelanggan, biasanya mereka yang puas dengan kualitas barang akan datang lagi dan membeli barang serupa. Keuntungan yang bisa didapatkan juga lumayan tinggi, mengingat harga jualnya juga bersaing.

Berdagang dengan Mengutamakan Kuantitas!

Kesulitan dalam penjualan adalah ketika kita harus meyakinkan para pembeli bahwa barang fagangan kita masih layak dibeli, dengan harga yang murah dan stok yang banyak. Terkadang pembeli yang sudah pernah memakai barang china dan tak awet akan enggan membelinya lagi, itulah tugas kita untuk mempromosikannya.

Keuntungan dalam penjualan ini adalah banyaknya barang yang akan terjual, dengan banyaknya stok barang maka akan membuat para pelanggan betah memilih-milih barang dagangan kita, dan menganggap tempat kita lengkap. Keuntungannya memang tidak banyak namun masih bisa ditutup dengan penjualan yang meningkat.

Pilihan untuk jenis barang yang akan anda jual ada di tangan anda sendiri sebagai pedagang, semuanya memiliki kekurangan dan kelebihan, jadi pikirkanlah dan pilih sesuai pendapat anda. Atau mungkin anda akan mencampurnya juga bisa, namun tentu sangat beresiko.

Anak yang Gak Tau Diri, Banyak!

Di suatu sore yang cerah HP berdering, oh ternyata teman-teman ngajakin nongkrong. Segera mandi, berpakaian gaul, nyalain motor, minta uang saku sama ibu buat nongkrong, dan cuzzz meluncur menuju tempat yang sudah ditentukan sama temen-temen.

Sesampainya di tempat nongkrong, ngerumpi sambil ketawa bangga, selfie bareng temen-temen gaulnya, tanpa memperdulikan orang lain yang melihat. Merasa bangga dan merasa menjadi anak gaul yang memiliki kehidupan layaknya seorang artis.

Lalu tiba-tiba lewat di depannya seorang bapak tua berkulit hitam terbakar sinar matahari, sedang menggendong keranjang sambil mencari sampah di tempat sampah, dan jegerrr seperti ada suara petir yang mengagetkan ternyata itu bapaknya yang sedang mencari rejeki dengan mengais sampah untuk dipilah dan dijual kembali (pemulung). Pasang muka datar, sok gak kenal sama bapaknya dan terus ngerumpi sama temen-temen gaulnya, hingga tiba-tiba sang bapak berucap "nak jangan main terus, bantu ibu di rumah gih", jegerrrrr! petir ke 2 menyambar lagi dan tepat mengenai jantungnya hingga tak bisa bergerak, pandangan teman-teman gaulnya tertuju ke muka sang bapak dan kemudian berbelok ke muka sang anak gaul yang sedang sekarat karena kata-kata sang bapak tadi, ah gak usah diterusin kayak sinetron aja heee....
Kalian pikir ini hanya ada di sinetron aja yah? Aslinya banyak banget kejadian anak gak tau diri seperti ini loh, dengan cerita yang berbeda namun masih memiliki benang merah yang sama persis, lalu apa yang kalian pikirkan jika sekarang kalian adalah anak muda? Pasti kalian akan menghakimi anak tersebut, padahal kalian dan termasuk saya sendiri, terkadang mencontoh anak itu tanpa kita sadari ,mungkin gak separah anak tersebut si.

Terkadang kita lupa betapa susahnya orang tua mencari rejeki untuk menghidupi kita anak-anaknya, mereka banting tulang mencari uang dan kita sebagai anak terkadang tak menganggap perjuangan orang tua kita sama sekali. Bukannya membantu meringankan pekerjaan orang tua, malah menambah beban pikiran mereka dengan permintaan yang sulit dipenuhi, baru masuk SMP sudah minta motor baru, uang jajan ditambah, baru masuk SMA minta mobil, kuliah nyari yang di luar kota biar gaya. Kalaupun bapak orang yang kaya, tentu saja kita tidak berhak menggunakan kekayaan orang tua dengan seenaknya, berfoya-foya sementara kita tak ikut memperjuangkan uang tersebut.

Hay semua anak yang membaca coretan ini, kehidupan jaman sekarang sudah sangat membahayakan, sebagai anak muda bukannya berkarya dan memulai usaha, namun masih gemar menghamburkan harta orang tua, hati-hatilah jangan meniri perilaku buruk para tetangga yang ada, hiduplah dengan kasih sayang keluarga, kita sudah ada di akhir jaman, kita harus memiliki pedoman dalam kehidupan di dunia ini.

Jangan Sombong Kau Anak Muda!

Sudah banyak banget kisah-kisah kesombongan manusia yang sering kita dengar, sudah banyak contoh tentang betapa congkaknya manusia karena membanggakan nikmat yang dia dapatkan, dan bukannya manusia belajar dari kisah tersebut namun malah menirunya.

Sebenarnya apa si yang mau disombogkan? Harta kekayaan? Keahlian? Kepandaian? Kuasa? Jabatan? atau lain sebagainya. Bukankah semua itu hanyalah titipan dari Tuhan yang sewaktu-waktu bisa diambil-Nya kembali.

Baru-baru ini saya mencermati beberapa OKB (orang kaya baru) yang semakin hari semakin menjengkelkan saja, dengan kekayaan yang didapatkannya, dia menjadi tukang pamer tak berguna, memperlihatkan kekayaannya kepada semua orang, padahal kalau menurut saya, kekayaannya tak seberapa. Apa mungkin sebelumnya dia adalah orang yang susah banget? Mungkin saja!
Jika diberi nikmat oleh Tuhan, janganlah menjadi sombong, ingatlah kesombongan akan berakibat fatal dan bakal membuat sebuah penyesalan nantinya, pengin kaya Qarun emangnya? Jika memiliki "sesuatu" entah itu harta, jabatan, ilmu, dan lain sebagainya sebaiknya dibagi dengan sesama, bagilah hartamu dengan orang lain yang membutuhkan, bagilah ilmumu dengan orang lain yang perlu, kalau jabatan mungkin lebih ke pemakaiaannya biar gak semena-mena, kalau dibagi nanti bisa kena KKN heee.

Fenomena orang kaya baru saat ini sangat menjengkelkan, dan dengan banyaknya contoh di layar kaca, terkadang kita yang menjadi korban media malah mengikutinya, bukannya sadar diri malah ikut mencontoh hal yang tidak baik. Bapak loe susah nyari duit, loe enak-enakan bawa motor atau mobil muter-muter sama pacar baru, loe pikir loe siapa? Nikmatilah nikmat Tuhan dengan bijak, jangan jadikan nikmat Tuhan sebagai jalan semakin jauh dari Tuhan, jangan menjadi orang yang tidak tahu diri.

Malu donk kalau makan enak sementara tetangga ada yang kelaparan, malu donk punya rumah bagus kalau tetangga atapnya bocor, malu donk naik mobil keliling kampung sementara cicilan motor tetangga telat 3 bulan, duh orang jaman sekarang semakin apatis saja tak peduli kanan kiri.

jangan sombong hey kau anak muda!

Kisah Herman Yudiono yang Meninggalkan Pekerjaan dengan Gaji 17jutaan per Bulan

Kisah hidup masing-masing manusia memang berbeda-beda, ada yang susah ada yang nampaknya mudah dan dipenuhi dengan kenikmatan dari Tuhan. Belum lama ini saya membaca kisah hidup seorang fulltime blogger dari Makasar bernama Herman Yudiono, beliau memiliki blog yang sering membuat saya kagum, jika anda ingin mengunjungi blognya bisa langsung menuju ke Blogodollar.

Pada awalnya beliau adalah seorang karyawan di sebuah perusahaan besar dengan gaji bulanan di kisaran Rp 17.000.000, 00, namun karena alasan menjadi seorang fulltime blogger maka beliau keluar dari perusahaannya tersebut dan mulai menggeluti dunia blogging di tahun 2009.
Bayangkan jika anda memiliki gaji sebesar itu, apa anda mau benar-benar meninggalkan pekerjaan anda dan memulai usaha anda sendiri?

Jujur saya sangat salut dengan orang ini, dengan tekadnya beliau bisa berganti baju dengan cepat, padahal jika dipikirkan hidup di Indonesia dengan gaji 17jutaan adalah sesuatu yang sangat cukup bahkan lebih, namun kepuasan setiap orang berbeda-beda.

Setelah hampir 7 tahun beliau bergelut di dunia IM, penghasilannya sekarang sudah sangat cukup bahkan lebih jika dibandingkan dengan gajinya dahulu, terakhir saya baca pengakuannya bahwa beliau berhasil mendapatkan sekitar $5,000 atau (Rp 65.000.000, 00) dalam jangka waktu satu bulan, dan itu hanya dari salah satu sumber penghasilannya, dan saya yakin beliau memiliki lebih dari satu sumber penghasilan dari dunia Internet Marketing.

Jujur saja jika kita melihat hasil yang didapatkannya, kita akan tergiur dan ingin mengikuti jejaknya menjadi seorang blogger, namun yang terkadang kita kesampingkan adalah perjuangannya dalam menggapai nominal sebesar itu, saat-saat dimana beliau keluar dari pekerjaannya dan memilih menjadi seorang blogger, tentu pihak keluarga akan kecewa mengingat dunia blogging bukanlah sesuatu yang umum dan nampak menjanjikan. Begitu juga saat beliau membuat satu demi satu karyanya dalam dunia blog, ilmu yang terus beliau ambil, terapkan, dan bagikan kepada kita semua, dan tentu saja perjuangan beliau untuk mempertahankan pilihannya tersebut, itulah yang harus saya dan anda pelajari, bukan hanya tergiur dengan hasil yang sekarang beliau dapatkan.
Entah dalam dunia usaha apapun yang anda pilih, berusahalah dan terus berjuang (tentu dengan cara yang benar), karena kita tidak tahu kapan hasil dari perjuangan akan segera kita dapatkan.