Penjual Nasi Goreng yang Meninggalkan Sukses

Sukses adalah impian setiap manusia, entah mereka yang sedang berjuang, ataupun mereka yang hanya memimpikannya saja, namun sukses adalah hak semua orang. Terkadang kesuksesan bisa diraih dengan banyak cara, ada yang berjuang keras, ada yang memilih jalan pintas, dan tidak menutup kemungkinan sukses datang dengan sendirinya seakan tanpa perjuangan. Namun benarkah setelah sukses kita akan bahagia?

Suatu sore saya sedang duduk di tempat penjual nasi goreng, kami memang sudah kenal dan sering bercerita tentang apa yang kami alami, biasanya cerita tentang penjualan karena kami sama-sama pedagang. Nah saat itu entah ada angin apa, sang penjual nasi goreng mulai berkisah tentang perjalanan hidupnya dulu, jadi ternyata dulu dia datang ke Jakarta meninggalkan kampung halamannya beserta anak dan istrinya, merantau untuk mencari rejeki di Ibu kota tercinta. Dengan modal nekad, dia menyusuri kota Jakarta yang panas dan macet, setelah beberapa lama ternyata dia mulai sadar dia seperti seorang prajurit yang berperang tanpa senjata. Yah dia tidak memiliki keahlian sama sekali saat itu, sehingga mimpinya untuk mendapatkan rejeki dengan mudah seakan hanya angan saja.

Namun dia sudah kadung berangkat merantau di Jakarta, akhirnya dia membuang semua angan tersebut dan mulai mencari cara guna mendapatkan uang. Terpaksa dia mengamen untuk mencari uang, katanya saat itu hanya mengamen saja yang ada di pikirannya karena memang dia tidak bisa melakukan pekerjaan lainnya. Mulailah ada sedikit pemasukan dari hasil ngamennya setiap hari, untuk makan, sewa kost, dan lebihnya dikirim ke rumah. Setelah lama ngamen, ternyata tidak ada perubahan yang signifikan untuknya hasilnya segitu-gitu aja tiap hari.

Setelah berfikir untuk membuka usaha, akhirnya dia mendapatkan ide untuk membuka usaha di pinggir jalan, dengan jualan nasi goreng. Singkat cerita nasi goreng buatannya banyak disukai oleh pelanggan, dagangannya laris dan semakin banyak uang hasil penjualan yang masuk ke kantongnnya. Beberapa bulan kemudian, kesuksesan mulai menghinggapinya hingga dia mampu membuka cabang di sekitaran tempat jualannya, alhasil selain mendapatkan tambahan Rupiah, dia juga mampu memberikan pekerjaan kepada teman-temannya yang membutuhkan. Terhitung saat itu dia sudah memiliki 3 cabang usaha nasi goreng di Jakarta dengan penghasilan rata-rata Rp 2.000.000, 00 per hari.

Semua berubah saat datang seorang perempuan yang menyukainya, setiap hari si perempuan terus saja mendekatinya dan memberikan perhatian lebih kepadanya. Mulailah ada pertempuran hati ketika sang penjual nasi goreng harus memilih antara anak dan istrinya di rumah, atau perempuan yang ngotot menyukainya sekarang. Namun yang membuat saya salut adalah keputusan beraninya saat itu, secara spontan dia memilih menjual semua lapak nasi goreng miliknya dan memilih untuk pulang kampung, alasannya sederhana saja, dia adalah seorang pria yang setia, dia sadar istrinya setia di rumah menemaninya sedari masih susah, dan dia tidak ingin melupakan istrinya hanya demi seorang wanita yang mencintainya karena kesuksesan yang sekarang dia dapatkan. Di kampung dia memilih untuk memulainya lagi dari 0, dia berfikir jika sukses bisa diraih lagi, namun keluarga adalah harta yang paling berharga baginya.

Terkadang sukses akan memberikan pilihan untuk kita, pasti ada bagian dalam hidup kita yang harus tersisihkan, entah itu keluarga, sahabat, teman, bahkan orang terkasihpun bisa tersisih, dan itu adalah pilihan yang sulit, di satu sisi kita sudah lama memperjuangkan kesuksesan kita, di sisi lain orang-orang tersebut adalah harta berharga kita yang tak ternilai harganya, dan pilihan selalu ada di tangan kita. Jadi buat anda semua yang memang punya cita-cita sukses, pikirkanlah terlebih dahulu tentang orang-orang yang ada di sekitar anda, mulailah merncang agar anda mendapatkan kesuksesan bersama mereka, karena harusnya sukses, ajak yang lain juga.
Previous
Next Post »